CK Funky Dancer, Grup Dance Para Pembantu Rumah Tangga di Hongkong

Manggung Lima Kali Sebulan, Setiap Tampil Dibayar Rp 1,6 Juta

CK Funky Dancer, Grup Dance Para Pembantu Rumah Tangga di Hongkong
CK Funky Dancer. Foto : Hilmi S/Jawa Pos
 

Lajang yang akrab disapa Unyil tersebut menceritakan, CK Funky Dancer dibentuk pada 26 September 2006. Saat itu, cikal bakal pendirian tidak dilandasi alasan tak banyaknya TKI yang pandai berjoget di Hongkong. Sebaliknya, pendirian CK Funky Dancer merupakan upaya untuk mengentas sebagian TKI yang terjerumus ke dunia kelam kehidupan urban di Hongkong.

 

Tanpa malu, Kitri mengungkapkan, sebelum CK Funky Dancer lahir, dirinya menjadi pecandu pil koplo dan sesekali mengonsumsi sabu-sabu. "Minggu kan libur. Nah, itu saat saya beraksi (mengonsumsi narkoba, Red)," tegas perempuan yang menjadi TKI sejak 2004 itu.

 

Kitri masih ingat saat dirinya teler karena pengaruh narkoba. Dia sering tidur di kolong-kolong jembatan atau di sela-sela gedung bertingkat. Saat itu, ungkap dia, dirinya menyebut pola hidupnya benar-benar nggilani (menjijikkan).

 

Sri Weni, personel CK Funky Dancer lainnya, menjelaskan, selain terjerumus ke narkoba, kehidupan dirinya dan beberapa personel lainnya saat itu tidak bisa dilepaskan dari diskotek serta budaya berbelanja mewah. Dalam sehari, ketika berlibur, perempuan 29 tahun asal Lampung tersebut bisa menghabiskan HKD 300 (sekitar Rp 330 ribu, kurs HKD 1 = Rp 1.100) sampai HKD 500. Padahal saat itu gaji mereka hanya berkisar HKD 2.000 per bulan.

Di Hongkong, ada grup dance yang seluruh personelnya adalah TKI (tenaga kerja Indonesia) yang merantau di negeri itu. Jadwal manggung mereka pun

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News