Corcoran G20

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Corcoran G20
Presiden Jokowi dalam pidatonya saat sesi ketiga Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang digelar di Hotel Apurva Kempinski, Kabupaten Badung, Provinsi Bali, Rabu (16/11). Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden

Dia mencurigai serangan itu diorkestrasi oleh kelompok tertentu dengan mempergunakan robot dan akun-akun bodong.

KTT G20 adalah forum demokratis yang dihadiri 20 kepala negara demokratis.

Akan tetapi, rundungan yang dilakukan terhadap Darryl tidak sesuai dengan prinsip demokrasi yang menghormati kebebasan berpendapat dan berekspresi.

Rundungan semacam itu tidak hanya ditujukan kepada aktivis di Indonesia.

Di Inggris, seorang aktivis sayap kanan dan seorang influencer bernama Mahyar Tousi merasakan kerasnya gempuran netizen Indonesia.

Saking gencarnya gempuran itu Tousi sampai meminta ampun dua kali.

Tousi ketakutan karena dia bukan hanya dihujat dan diserang, tetapi dia juga menerima ancaman pembunuhan.

Serius atau tidak ancaman ini yang jelas Tousi ketakutan. Dia meminta maaf, tidak cukup satu kali, tapi dua kali.

Membanggakan pelaksanaan G20 adalah hal yang wajar. Akan tetapi, glorifikasi yang berlebihan pada saat kondisi sedang suram bisa menyesatkan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News