Cuaca Buruk, Harga Gabah Anjlok

Cuaca Buruk, Harga Gabah Anjlok
Cuaca Buruk, Harga Gabah Anjlok

jpnn.com - SUBANG - Harga gabah anjok dan akibat cuaca buruk petani kesulitan menjual hasil panennya. Hal tersebut, menyebabkan ratusan ton gabah hasil panen di Kecamatan Pagaden Barat, Subang, Jabar, terancam membusuk.

Menurut Yati (52), warga Desa Bendungan Kecamatan Pagaden Barat, akibat cuaca yang tidak menentu. Para petani di Kecamatan Pagaden Barat kesulitan untuk menjual hasil panenya. Kalau ada, harganya sangat murah dan merugikan para petani.

"Sekarang panen raya, memang biasanya harga agak turun. Tapi karena hujan terus, tidak ada tengkulak yang mau membeli padi. Alasanya susah menjemur karena hujan terus," ujarnya.

Diungkapkan Yati, para tengkulak skala kecil enggan membeli padi karena tidak bisa mengerinkan padi. Ada pun para tengkulak besar yang memilki alat untuk mengeringkan padi, sudah memilki stok yang melimpah, sehingga enggan membeli padi dari petani.

"Kita bingung jika tidak dijual. Padi basah kalau tidak dijemur akan menghitam dan membuat padi busuk Mau dijemur pun, hujan terus. Terngkulak besar yang punya penggarangan (alat untuk mengeringkan padi, red) tidak mau beli. Tidak tahu juga, mungkin sengaja biar harganya tambah murah," tegasnya.

Sementara itu warga lainnya, Muhamad berharap Bulog segera turun tangan, dengan cara melakukan pembelian gabah hasil panen para petani. Karena kalau tidak, para petani  akan merugi sampai dengan miliaran rupiah.

"Sekarang harga sudah parah berkisar Rp250 hingga Rp330 ribu per kuintal. Itu pun bayarnya ngutang. Harusnya pemerintah dan Dolog segera membeli gabah di masyarakat jangan hanya diam saja," tegasnya. (ded/vry)

 


SUBANG - Harga gabah anjok dan akibat cuaca buruk petani kesulitan menjual hasil panennya. Hal tersebut, menyebabkan ratusan ton gabah hasil panen


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News