Curhat Pasien Kanker di Fuda Cancer Hospital, Guangzhou, Tiongkok

Diberi Pilihan Terapi meski Kanker Sudah Stadium Lanjut

Curhat Pasien Kanker di Fuda Cancer Hospital, Guangzhou, Tiongkok
CERIA : Maria Bernadeth (tengah) bersama temannya, Thoe Ing Sen (kiri) dan Chow Mu Jing. Foto : Anda Marzudinta/JAWA POS
Divonis kanker stadium lanjut bak terkena pukulan supertelak. Bikin shock, bingung, dan sedih. Nah, pasien seperti itu butuh pendekatan personal dan penjelasan mendetail. Seperti apa? Berikut laporan ANDA MARZUDINTA yang baru pulang dari Guangzhou.


=====================

MARIA Bernadeth Susilowati, 70, tak pernah mengira bahwa batuk yang dialaminya selama tiga bulan terakhir merupakan gejala kanker. Maklum, batuk itu seperti batuk biasa. Tidak mengeluarkan dahak, apalagi darah. Batuk tersebut kadang-kadang hilang, tapi kemudian kambuh lagi. Selain batuk, ibu lima anak itu beberapa kali merasakan tenggoroknya gatal.

"Saya bukan perokok, hampir tidak pernah minum minuman beralkohol. Saya juga hampir tidak pernah kena asap dapur karena sibuk bekerja. Jadi, saya bingung dari mana sumber kanker paru ini," ujar Maria kepada Jawa Pos di Fuda Cancer Hospital, Guangzhou, Tiongkok, Jumat lalu (24/2).

Suatu ketika Maria mengeluhkan batuknya itu kepada saudaranya yang jadi dokter. Dia pun disarankan untuk rontgen dada. Hasilnya, ada benjolan di paru-paru Maria.

Divonis kanker stadium lanjut bak terkena pukulan supertelak. Bikin shock, bingung, dan sedih. Nah, pasien seperti itu butuh pendekatan personal

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News