Daftar Perusahaan Beken yang Diduga Pekerjakan Paksa Muslim Uyghur di Tiongkok

Daftar Perusahaan Beken yang Diduga Pekerjakan Paksa Muslim Uyghur di Tiongkok
Sebuah laporan menyebutkan para pekerja di sejumlah pabrik di China masih terus dipaksa mengikuti program indoktrinisasi. (Reuters: Jorge Silva)
Daftar Perusahaan Beken yang Diduga Pekerjakan Paksa Muslim Uyghur di Tiongkok Photo: Foto satelit dari sejumlah lokasi yang menjadi pusat pendidikan ulang warga Uyghur. (Foto: ABC News)

 

Diangkut dengan kereta secara terpisah

Laporan ASPI menyebutkan "pekerja Uyghur sering diangkut melintasi Tiongkok dengan kereta api khusus yang terpisah" dengan diawasi ketat oleh pihak otoritas dan para bos pabrik.

"Tujuan dari pemindahan tenaga kerja ini bersifat politis," kata Vicky, terutama ditujukan untuk "membuat mereka meninggalkan budaya dan identitas uniknya".

"Di pabrik-pabrik ini, mereka terus mendapat pendidikan dan studi Mandarin yang terorganisir, serta program indoktrinasi."

ASPI melaporkan O-Film, perusahaan yang memproduksi kamera selfie untuk Apple, Huawei, Lenovo dan Samsung, memiliki 700 pekerja Uyghur yang dipindahkan dari Xinjiang dan dipaksa untuk "secara bertahap mengubah ideologi mereka" dan "memahami keberkahan yang diberikan oleh Partai Komunis".

CEO Apple Tim Cook pernah mengunjungi pabrik perusahaan tersebut di Guangzhou bulan Desember 2017, dan menurut ASPI saat itu Tim memuji "pendekatan manusiawi terhadap karyawan".

Sebuah pernyataan yang diberikan kepada ABC mengatakan, "Apple berusaha memastikan bahwa setiap orang dalam rantai pemasok diperlakukan dengan penuh martabat dan dihormati, yang layak mereka terima."

"Kami belum melihat laporan ini, tapi kami bekerja sama dengan semua pemasok kami untuk memastikan mereka menerapkan standar tinggi kami."

Puluhan perusahaan ternama dunia, seperti Apple, Nike, Adidas, Uniqlo dan Skechers diketahui memiliki pemasok yang telah memperkerjakan warga minoritas Muslim di China secara paksa

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News