Daging Anjing dan Kucing Kini Terlarang Tomohon, tetapi Kelelawar Masih Digandrungi

"Pasar hewan memiliki potensi penularan yang sangat besar."
"Saya tidak bisa bilang ini jadi bom waktu… tapi pandemi berikutnya akan dipicu oleh intensitas aktivitas yang lebih tinggi antara manusia dan hewan liar."
Akhir tahun lalu, satuan tugas internasional menyampaikan rekomendasinya untuk "mengurangi dampak dan meningkatkan tanggapan" terhadap wabah virus corona di masa depan, termasuk langkah-langkah untuk mengidentifikasi potensi munculnya virus.
Salah satu anggota satuan tugas yang berbasis di Australia, Danielle Anderson, mengatakan kepada ABC dalam kondisi di mana ada peningkatan interaksi antara manusia dan hewan, maka ada kemungkinan potensi penyebaran virus.
Satuan tugas merekomendasikan agar ada "pengawasan cerdas" di lokasi berisiko tinggi, seperti pasar hewan di Wuhan, termasuk pemantauan dan pengambilan sampel serta pemeriksaan orang-orang yang bekerja di tempat-tempat tersebut.
Penjual daging kelelawar di Tomohon mengatakan mereka sadar dengan risikonya, tetapi mengabaikan kekhawatiran tersebut.
"Ketika COVID dimulai, kami dengar kelelawar mungkin menjadi penyebabnya, tapi petugas kesehatan setempat mengambil beberapa sampel dan tidak menemukan buktinya," kata Reike.
Pengujian laboratorium kelelawar dari Pasar Tomohon dilakukan setiap tiga bulan, menurut Karel Lala, dari dinas pertanian dan perikanan pemerintah kota.
Sejumlah pakar penyakit di Indonesia mengatakan perdagangan daging kelelawar yang masih diminati di Sulawesi Utara dikhawatirkan bisa memberikan ancaman bagi kesehatan warga
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS
- Dunia Hari Ini: Sebuah Mobil Tabrak Festival di Kanada, 11 Orang Tewas
- Dunia Hari Ini: Siswa SMA Prancis Ditangkap Setelah Menikam Teman Sekelasnya
- Dunia Hari Ini: Gempa Bumi Berkekuatan 6,2SR Mengguncang Turkiye, 150 Warga Luka-luka