Daging Anjing Laris Manis, Langsung Dieksekusi di Tempat

Daging Anjing Laris Manis, Langsung Dieksekusi di Tempat
Anjing yang diperdagangkan di Pasar Beriman, Kota Tomohon, Sulawesi Utara, Sabtu (29/9). Foto: REZA MANGANTAR/MANADO POST

Kandang-kandang ini dijejerkan. Seperti tahu akan ‘dibantai’, tatapan mata anjing-anjing ini terlihat seperti sedang ketakutan. Ada yang duduk termenung di sudut kandang. Ada juga yang berdiri sambil memasang wajah was-was. Mereka tampak mengamati setiap orang yang lewat. Bagi penyayang anjing disarankan tak mendatangi lokasi ini.

Di meja jualan sudah ada belasan ekor anjing utuh yang telah dipanggang. Siap ditimbang untuk dibeli warga. Layaknya mau barbekyu-an, pedagang sudah siap dengan telenan dari potongan pohon, lengkap dengan parang, untuk mencincang daging menjadi potongan kecil jika diminta pembeli.

Di sekitar lapak ada alat pembakar. Biasanya, jika pembeli memilih anjing masih hidup, pedagang akan langsung ‘mengeksekusinya’ di tempat. Selain alat pembakar, ada pentung dan juga karung yang disiapkan. Caranya sangat ekstrem. Pembeli bisa melihat langsung bagaimana pedagang ‘melenyapkan’ bulu-bulu si ‘guk-guk’.

Aquino Waluyan, salah satu pedagang mengatakan dalam sehari dapat menjual sampai belasan ekor anjing. "Bisa sampai 15 ekor terjual," katanya yang saat ditemui sementara mencincang daging yang sudah dipesan.

Pria bertato yang sudah lima tahun jadi pedagang daging anjing ini menjelaskan biasanya pembeli memilih anjing masih hidup. “Setelah itu dibakar dan dibersihkan. Itu memakan waktu lebih dari satu jam. Tapi kami yang menyiapkan daging sudah dibakar dan siap dipotong," ungkapnya.

Stok daging anjing di pasar tak pernah habis. Sebab selalu dipasok dalam seminggu, sampai satu atau dua kali. Kebanyakan dari daerah Sulawesi Tengah dan Selatan.

"Biasanya kami dapat stok daging dari beberapa daerah. Baik dari Kotamobagu, Gorontalo, Toli-Toli sampai kota di Sulawesi Tengah. Bahkan ada dari Makassar," terangnya, sembari menambahkan kadang dia menjemput sendiri di daerah pemasok. "Kebanyakan dalam keadaan hidup," katanya, seperti diberitakan Manado Post (Jawa Pos Group).

Sekali pasok sampai 100 ekor karena dalam sebulan setiap pedagang rata-rata menghabiskan paling sedikit 100 ekor anjing. "Kalau seminggu satu sekali stok bisa 80 sampai 100 ekor. Satu minggu itu bisa dua kali stok," katanya.

Hampir semua pasar tradisional dan modern di wilayah Sulut ada penjual daging anjing, yang tak pernah kehabisan pasokan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News