Dampak Diperketatnya Aturan COVID-19 di Victoria Bagi Pelaku Bisnis Asal Indonesia

Dampak Diperketatnya Aturan COVID-19 di Victoria Bagi Pelaku Bisnis Asal Indonesia
Pelaku bisnis asal Indonesia di Melbourne tetap menjalankan kegiatan bisnis mereka, setelah aturan yang dilonggarkan namun diperketat kembali. (ABC News: Pat Rocca)

"[Gym] kami ini sifatnya sangatlah seperti komunitas sehingga banyak interaksi sosial. Biasanya kami suka melakukan tos atau tinju kecil di udara, namun sekarang tidak bisa," jelasnya.

"Tapi energinya masih ada. Mereka merasa senang karena bisa berolahraga dengan orang-orang yang mereka kenal di tempat yang sama, setelah tidak menyentuh peralatan gym selama tiga bulan."

Sylvia menerima respon bervariasi dari para anggota pusat kebugaran miliknya setelah 'gym'-nya yang berlokasi di Richmond dibuka kembali.

"Ketika melakukan survei satu bulan yang lalu, 90 persen anggota kami siap untuk kembali. Namun, sedikit di antaranya masih menangguhkan karena tinggalnya jauh," kata Sylvia yang juga masih membuka kelas online.

Cynthia Najoan, pemilik restoran Indonesia

Dampak Diperketatnya Aturan COVID-19 di Victoria Bagi Pelaku Bisnis Asal Indonesia Photo: Restoran Indonesia 'The Uleg' berada di Brunswick yang kini masuk dalam wilayah 'hotspot' (Facebook: The Uleg)

 

Cynthia adalah pemilik sebuah restoran Indonesia di kawasan Brunswick, Melbourne.

Sejak dilonggarkannya aturan pembatasan terkait virus corona, restoran miliknya 'The Uleg' sudah kembali melayani makan di tempat atau dine-in.

"Kami menunggu dua minggu setelah aturan dilonggarkan untuk dine-in untuk berjaga-jaga keadaan," kata Cynthia kepada Erwin Renaldi dari ABC Indonesia.

Victoria kini mencatat 20 kasus baru virus corona dengan enam wilayah di pinggiran kota Melbourne dinyatakan sebagai hotspot penularan.

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News