Dampak Politik SARA, Saling Curiga dan Tidak Percaya

Dampak Politik SARA, Saling Curiga dan Tidak Percaya
Mendagri Tjahjo Kumolo (kiri) dan Direktur Politik Dalam Negeri Bahtiar (kanan), saat menghadiri acara deklarasi tolak politik uang dan SARA. Foto: Istimewa for JPNN.com

Menurut data Bawasl, ada tujuh daerah yang rawan dalam pilkada tahun ini, yaitu Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, NTB, Kalimantan Barat, Sulawesi Uaran dan Sulawesi Selatan.

Komisioner KPU Ilham Saputra mengatakan, pihaknya mengapresiasi deklarasi yang dilakukan Bawaslu. Lembaganya mendukung penuh langkah tersebut.

Menurut dia, salah satu contoh politisasi SARA terjadi saat pilkada. Hubungan antarmasyarakat rusak. Mereka saling curiga dan tidak percaya.

“Politik SARA membuat proses pilkada berjalan tidak baik dan penuh kecurigaan,” ungkapnya.

Padahal, lanjutnya, dia berharap pesta demokrasi bisa dirasakan dan dinikmati semua masyarakat. Pria asal Aceh itu menegaskan bahwa pilkada bukan ajang untuk merusak silaturhami.

“Kita harus tolak politik uang dan SARA. Kalau ada yang melakukannya, silahkan lapor,” ucap dia.

Ketua DKPP Harjono mengatakan, tidak hanya parpol yang harus menjauhi dan menolak politik uang dan SARA, penyelenggara pemilu juga harus melakukan hal yang sama.

“Jadi, bukan hanya parpol yang dituntut, tapi penyelenggara juga,” ungkapnya. Jika ada penyelenggara pilkada yang melakukan politik uang, maka tidak ampun bagi mereka. (lum)

Pilkada 2018 jangan sampai diganggu politik SARA yang menimbulkan kecurigaan dan perpecahan di masyarakat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News