Dan, Damai di Bumi!

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Dan, Damai di Bumi!
Dhimam Abror Djuraid. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - Novel lawas itu diterjemahkan dari versi asli Bahasa Jerman ‘’Und fiede Auf Erden!’’ yang terbit pertama di Freiburg, Jerman pada 1904.

Sudah berusia seabad lebih, tetapi masih banyak dibaca orang di berbagai penjuru dunia. Sudah berusia seabad lebih, tetapi masih relevan dengan kondisi saat ini.

Paus Fransiskus dalam khotbah Natal di Gereja Basilika Vatikan (25/12) berdoa agar umat manusia di seluruh dunia segera terbebas dari penyakit Covid-19 yang mematikan.

Seperti biasanya, Paus juga menyampaikan pesan perdamaian dan menyatakan pentingnya dialog untuk menyelesaikan berbagai konflik di dunia.

Dalam pidato "Urbi et Orbi" atau pesan kepada dunia, Paus menyoroti meningkatnya polarisasi dalam hubungan personal dan internasional, dan mengatakan bahwa semua persoalan besar itu harus diselesaikan melalui dialog.

Paus menyerukan agar orang-orang dan pemimpin dunia saling berbicara dengan satu sama lain, alih-alih saling berkeras kepala.

Dengan jarak yang makin diperburuk dengan adanya pandemi Covid-19, kapasitas sosial manusia sedang diuji karena terdapat kecenderungan untuk menarik diri dan menghindari dialog.

Bagi Karl May, ada satu penyakit yang paling berbahaya sekaligus mematikan, yaitu prejudice atau syak wasangka, karena penyakit itu bisa menghancurkan persatuan umat manusia di seluruh dunia. Penyakit itulah yang harus dihancurkan kalau dunia mau damai.

Melalui Dan, Damai di Bumi, Karl May menunjukkan cara pandang bangsa Eropa yang keliru.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News