Dana Pendidikan Naik 200 Persen tetapi Indonesia Kok Masih Tertinggal

Dana Pendidikan Naik 200 Persen tetapi Indonesia Kok Masih Tertinggal
Ilustrasi anak sekolah. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat dan Praktisi Pendidkan Muhammad Nur Rizal, PhD mengatakan dana pendidikan di APBN mengalami kenaikan 200 persen sejak 2002 hingga 2018.

Namun, hasil belajar siswa tetap rendah, dan ketidaksetaraan pendidikan semakin meningkat. 

Hal ini, kata dosen di Universitas Gadjah Mada (UGM) tersebut, bisa dilihat dari survei PISA (Program International Student Assessment) pada 2019 lalu.

Kemampuan penguasaan literasi, berpikir analitis dan kemampuan memecahkan persoalan siswa, masih di bawah 19 poin dari perkiraan bank dunia.

Bahkan tertinggal 50 tahun bagi Indonesia untuk mengejarnya, dibandingkan rerata negara anggota OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development) lainnya.

Karena itu perlu perubahan arah kebijakan politik pendidikan dan narasi bersama antara pemerintah pusat dan daerah untuk bergerak bersama meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaan di bidang pendidikan ini. 

"Kami melihat langkah Direktorat Jendral Pendidikan Vokasi Kemendikbud menggandeng Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) adalah dalam rangka untuk itu. Meningkatkan kualitas belajar siswa SMK melalui penciptaan ekosistem sekolah yang menyenangkan agar siswa termotivasi belajar terus menerus dan percaya diri," beber Rizal, Senin (16/11).

Pendiri GSM ini menambahkan, bersama Kemendikbud, pihaknya memberikan pelatihan ekosistem sekolah yang menyenangkan pada 500 kepala SMK terpilih dalam program Kepsek CEO agar memiliki mindset yang baru di dalam memimpin dan mengelola SMK di era ke depan yang penuh perubahan tak menentu ini.

Pengamat dan Praktisi Pendidikan Muhammad Nur Rizal menyoroti rendahnya kualitas siswa padahal dana pendidikan di Indonesia mengalami kenaikan 200 persen

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News