Catatan Politik Senayan
Danantara dan Komitmen Presiden Bagi Hilirisasi SDA-Tanaman Pangan
Oleh: Bambang Soesatyo - Anggota DPR RI/Ketua MPR RI ke-15/Ketua DPR RI ke-20/Ketua Komisi III ke-7/Dosen Tetap Pascasarjana Universitas Borobudur, Universitas Jayabaya dan Universitas Pertahanan (UNHAN)

Indonesia, selama ini, ekspor mesin, peralatan listrik, produk garmen, lemak, minyak nabati hingga alas kaki.
Per 2023 misalnya, nilai ekspor RI ke AS tercatat sebesar 23,3 miliar dolar AS. Tindakan unilateral AS itu sudah barang tentu menambah masalah bagi perekonomian nasional yang sedang tidak baik-baik saja seperti sekarang ini.
Minimal, para produsen dan eksportir produk ekspor ke AS perlu menghitung ulang.
Mau tak mau, menghadapi dan menyikapi ketidakpastian global seperti sekarang memerlukan inisiatif-inisiatif baru. Bahkan inisiatif baru menjadi keniscayaan, setidaknya untuk meminimalisir potensi dan skala kerusakan.
Ketidakpastian sekarang menjadi faktor penyumbat arus dana investasi, karena para investor atau pemilik dana mengambil posisi wait and see.
Selain itu, investor di banyak negara lebih berkonsentrasi ikut mengamankan kepentingan negaranya masing-masing, termasuk fokus menciptakan lapangan kerja baru di era ArtificiaI intelligence (AI).
Investasi baru hanya mengalir ke pasar yang berkepastian dan prospektif.
Contoh kasus yang patut dikedepankan adalah sikap, pilihan konsentrasi dan inisiatif Uni Eropa UE).
Inisiatif Presiden Prabowo mendirikan Daya Anagata Nusantara atau Danantara relevan dengan tantangan yang mengemuka akibat ketidakpastian global saat ini.
- Lihatlah Aksi Presiden Prabowo Melepas Kemeja di Depan Buruh
- Wakil Ketua MPR Eddy Soeparno Siap Fasilitasi Pemda Atasi Masalah Sampah
- Prabowo Bakal Hadiri Peringatan Hari Buruh di Monas
- Respons Kritik AS soal QRIS, Waka MPR Eddy Soeparno: Terbukti Membantu Pelaku UMKM
- Waka MPR Lestari Moerdijat Minta Pemerintah Segera Memperbaiki Tata Kelola Pendidikan
- Hasan Nasbi Minta Maaf kepada Prabowo, Begini Kalimatnya