Daoed Joesoef, Sosok Pengabdi Dunia Pendidikan

Daoed Joesoef, Sosok Pengabdi Dunia Pendidikan
Daoed Joesoef.
Bagi Daoed, Islam adalah agama paling modern. Karena itu, mengapa harus memaksakan keimanan kepada orang lain. Meski sekarang ini sekolah tetap aktif selama Ramadan, ada yang tetap membuatnya khawatir. ”Sekarang kalau puasa, tempat hiburan dipaksa tutup. Rumah makan dipaksa tutup. Padahal, kalau kita melihat orang makan sebenarnya justru menjadi ujian keimanan,” kata Daoed.

Menurut dia, Islam harus dipandang sebagai religion of love (agama penuh cinta). ”Tapi yang terjadi hari ini religion of fear, agama yang menyebabkan ketakutan,” katanya.

Saat jadi menteri, Daoed juga pernah membuat kebijakan Normalisasi Kehidupan Kampus (NKK) yang dikritik banyak kalangan sebagai mematikan demokrasi. ”Bagi saya itu justru menormalkan kampus sebagai komunitas intelektual. Bukan untuk politik praktis dan ditunggangi politisi pengecut yang memakai nama anak kampus,” katanya.

Tapi, bukankah pemuda masa lalu juga sudah berpolitik?  Menurut dia, konteksnya lain. Dia mencontohkan Mohammad Hatta yang menunda lulus di Sekolah Tinggi Dagang Belanda karena ada mata kuliah baru: tata negara. ”Beliau tahu untuk membangun negara perlu ilmu itu. Jadi, rela menunda lulus,” katanya.

Daoed mengaku bersyukur dikaruniai umur panjang. Setiap pagi, selama 20 menit, dia selalu menyempatkan berjalan-jalan di sekitar rumah.Untuk menjaga kesehatan, dia selalu menjaga makan. Misalnya, tak boleh makan terlalu banyak garam dan lebih banyak melahap sayur-sayur bening. Ini memang melawan kebiasaan orang Sumatera yang suka  masakan bersantan. ”Sekarang ini saya makan bukan lagi untuk mencari nikmat,” katanya. (el)

Daoed Joesoef yang bulan lalu genap 82 tahun masih aktif berkarya. Lewat tulisan, mantan mendikbud yang menghapus libur puasa di sekolah ini tetap


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News