Dapur Belum Ngepul Juga, Pemain Urunan Beli Nasi Bungkus
Rabu, 26 Juni 2013 – 03:07 WIB
Benar saja, para pemain memang harus beli nasi dengan uang hasil sum-suman. Masing-masing menyumbang Rp 4000 untuk membeli nasi. Ironisnya satu nasi bungkus bukan untuk seorang, melainkan kongsian.
"Sudah seminggu kami harus kongsi-kongsi makan bang. Sudah stadium empat. Kemarin katanya sudah ada titik terang tapi kajol (kagak jelas) juga. Sudah nyerah dengan keadaan begini makanya sampai dibuat jadi status," kata Dede Pranata, kiper PSMS LPIS.
Para pemain selama ini memang bungkam dan seperti tidak lagi ada masalah kepada media. "Selama ini kami tutupi karena percaya manajemen atau pengurus akan bayar gaji kami. Memang bonus kami dapatkan, kalau gaji belum. Pinjaman ada diberikan, sekitar 40 persen dari gaji sebulan," ungkap pemain lain yang enggan namanya dikorankan.
Ya, sudah lebih dari sepekan, dapur tak mengepul. Tentu saja itu dikarenakan tidak ada subsidi terbaru dari manajer Syukri Wardi yang kini menjadi satu-satunya harapan untuk mendanai tim pasca ketidaksanggupan pengurus dan kaburnya CEO, Wimvi Tri Hadi.
PERSIAPAN PSMS versi PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) jelang putaran kedua terganggu. Selain gaji yang belum mengucur, para pemain belum
BERITA TERKAIT
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor