Dawid Martin Sang Pegiat Gamelan dan Karawitan di Polandia

Selalu Teringat Masa-masa Tinggal di Yogyakarta, Prau Layar Jadi Lagu Favoritnya

Dawid Martin Sang Pegiat Gamelan dan Karawitan di Polandia
PEGIAT KARAWITAN: Dawid Martin, staf lokal KBRI Warsawa yang juga pegiat gamelan dan karawitan di Polandia. Foto: Ayatollah Antoni/JPNN.Com

Beruntung, Dawid memperoleh beasiswa Darmasiswa dari pemerintah Indonesia. Pada 2003-2004, pria kelahiran 27 September 1981 itu berkesempatan belajar karawitan di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta.

“Waktu itu buta sama sekali dengan Bahasa Indonesia dan saya harus seminggu putar-putar Yogyakarta hanya untuk mencari tempat indekos,” tuturnya.

Akhirnya, Dawid tinggal di sebuah indekos di kawasan Mantrijeron, tak jauh dari Masjid Jogokariyan. “Kalau pas azan suaranya jelas sekali sampai indekos saya,” tuturnya.

Dia pun ingat betul masa-masa indah saat tinggal di Yogyakarta. Misalnya, ke kampus ISI di Sewon, Bantul dengan naik bus umum. “Naik yang jurusan Paris (Parangtritis, red),” katanya berkisah.

Pria asal Kaszuby, sebuah provinsi di wilayah utara Polandia itu juga menggemari sigaret kretek khas Indonesia. “Dulu suka 76,” ujarnya menyebut sebuah varian sigaret kretek produksi Djarum. “Kadang Dji Sam Soe atau Gudang Garam.”

Selain itu, Dawid juga menggemari makanan khas Yogyakarta. Hanya saja, dia kurang begitu suka gudeg karena terlalu manis.

Namun, nasi kucing justru masih membekas di ingatannya. “Sekali makan bisa dua sampai empat, tergantung uang di kantong, tapi nongkrong bisa lama,” tuturnya sembari tertawa.

Tapi yang menjadi klangenan Dawid saat itu adalah nasi goreng magelangan. Dia mengenal magelangan ketika suatu malam memesan nasi goreng di warung bakmi jawa langganannya.

Gamelan ataupun karawitan sekarang ini makin jarang terdengar. Tapi di Polandia, ada warga lokal yang justru menjadi pegiat musik tradisional Jawa itu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News