DBD di Sikka Tahun Ini Terparah, Sudah 14 Warga Meninggal

DBD di Sikka Tahun Ini Terparah, Sudah 14 Warga Meninggal
Seorang anak terserang demam berdarah (ilustrasi). Foto PojokBekasi

jpnn.com, SIKKA - Status KLB (kejadian luar biasa) demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Sikka, NTT, sudah terjadi empat kali. Untuk tahun ini, kasus DBD di Sikka tergolong yang terparah.

Pelaksana Tugas Kadis Kesehatan Kabupaten Sikka, Petrus Herlemus kepada ANTARA di Maumere, Kabupaten Sikka, Selasa (10/3), mengatakan bahwa KLB DBD sudah pernah terjadi sebanyak empat kali di kabupaten itu termasuk yang terjadi pada tahun ini.

"Empat kali KLB DBD itu terjadi pada tahun 2010, 2013, 2016 dan yang keempat adalah 2020 saat ini," katanya terkait kasus DBD di Kabupaten Sikka.

Pada tahun 2016, jumlah kasus KLB DBD yang terjadi di daerah itu mencapai kurang lebih 620 kasus dengan korban yang meninggal mencapai 13 orang.

Tahun 2020 yang terhitung sejak Januari hingga Rabu (11/3) pagi jumlah kasus DBD di daerah itu justru sudah mencapai 1.216 kasus dengan korban yang meninggal mencapai 14 orang.

"Di tahun 2020 ini, baru masuk bulan Maret saja, jumlah kasusnya mencapai 1.216 kasus. Dengan korban yang meninggal 14 orang. Ini sudah sangat tinggi," tutur dia.

Bahkan hingga saat ini status KLB DBD sudah diperpanjang menjadi empat kali, setelah pada awal Januari, pemda setempat untuk pertama kalinya menetapkan kasus KLB DBD.

Ia mengatakan bahwa kasus DBD di kabupaten itu sudah dilakukan evaluasi, dan dalam evaluasi tersebut dikatakan bahwa penyebab utama dari meningkatnya kasus DBD karena masalah drainase yang ada di wilayah perkotaan, pedesaan serta kecamatan.

Kasus demam berdarah dengue atau DBD di Kabupaten Sikka, NTT, tahun ini terparah, dengan korban meninggal 14 orang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News