Dedikasi Radja Murnisal Nasution di Tengah Keterbatasan Fisik

Meski Kaki Diamputasi, Akan Melatih sampai Mati

Dedikasi Radja Murnisal Nasution di Tengah Keterbatasan Fisik
Radja Murnisal Nasution, saat difoto di Stadion Renang Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta. FOTO: HENDRA EKA/JAWA POS
Besarnya dedikasi itulah yang membuat Radja tidak menghiraukan kondisinya. Bahkan, pasca dirawat dua pekan di sebuah rumah sakit di Bandung pada Januari lalu, dia ingin langsung pergi ke kolam renang. Bagi dia, waktu yang luang terlalu sayang jika tidak dilewatkan dengan melatih anak-anak asuhnya.

 

Penyakit yang diderita Radja hingga membuat kaki kanannya diamputasi itu sebenarnya bukan penyakit baru. Penyakit tersebut dideritanya sejak 2008. Tepatnya sebelum Pekan Olahraga Nasional (PON) di Kalimantan Timur. Kadar gulanya ketika itu mencapai 380 mg/dL.

 

Penyakit tersebut semakin parah ketika PON 2012 di Riau. Saat itu Radja bertindak sebagai juri hakim, kukunya secara tidak sengaja terpotong hingga terluka. Luka itulah yang tidak sembuh-sembuh. Dasar keras kepala, Radja tidak pernah mengkhawatirkan lukanya yang makin parah tersebut. Dia merawatnya sendiri sekalipun akhirnya sampai membusuk.

 

Dalam kondisi seperti itu, dia tetap bersikeras tidak mau dibawa ke rumah sakit. Petaka pun datang ketika akhir 2012, tepatnya saat menemani anak didiknya berlaga di Kejuaraan Renang Antar Perkumpulan Seluruh Indonesia (KRAPSI) di Bandung. Meski kondisinya drop dan harus duduk di kursi roda, Radja tetap memaksakan datang ke arena lomba. Dia ingin menyaksikan salah seorang anak didiknya, Dwiki Anugerah, meraih emas di kelompok usia (KU) III. Sejam berada di lokasi kejuaraan, Radja lalu kembali ke hotel karena kondisi tubuhnya melemah.

 

Bagi pencinta olahraga renang, nama Radja Murnisal Nasution sudah tidak asing. Dia adalah pencetak perenang andal Indonesia. Tapi, diabetes telah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News