Defisit APBN Februari Capai Rp 63,6 Triliun, Begini Penjelasan Sri Mulyani

Defisit APBN Februari Capai Rp 63,6 Triliun, Begini Penjelasan Sri Mulyani
Menkeu Sri Mulyani sebut defisit APBN Feburari capai Rp 63,6 triliun. Foto: Ricardo/jpnn

"Pertumbuhan pada pendapatan negara ditunjang oleh penerimaan perpajakan yang meningkat 1,7 persen (yoy) dibandingkan Februari tahun lalu Rp 178,6 triliun serta lebih baik dibandingkan Januari 2021 yang terkontraksi 15,3 persen," papar dia.

Perempuan kelahiran Bandarlampung itu menyebutkan, penerimaan perpajakan meliputi penerimaan pajak Rp 146,1 triliun, serta penerimaan kepabeanan dan cukai yang terealisasi Rp 35,6 triliun.

Kemudian, lanjut Sri Mulyani, penerimaan pajak terdiri atas PPh migas Rp 5,1 triliun serta pajak nonmigas Rp 141 triliun yang meliputi PPh non migas Rp 80,2 triliun, PPN Rp 59,1 triliun, PBB Rp 0,2 triliun, dan pajak lainnya Rp 1,5 triliun.

"Penerimaan kepabeanan dan cukai yang terealisasi Rp 35,6 triliun meliputi realisasi cukai Rp 28,3 triliun, bea masuk Rp 5 triliun, serta bea keluar Rp 2,4 triliun," beber dia.

Lulusan Fakultas Ekonomi UI itu mengatakan, pendapatan negara turut ditunjang oleh PNBP yang pada Januari 2021 sebesar Rp 19,1 triliun dan hibah Rp 0,1 triliun. (antara/jpnn)

Menkeu Sri Mulyani sebut defisit APBN Feburari capai Rp 63,6 triliun. Simak selengkapnya.


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News