Deklarasi Koalisi Permanen Bentuk Pengakuan Jokowi-JK Pemenang
Dengan dinamika itu, kata Ari, kepermanenan akan diuji oleh perubahan konfigurasi internal masing masing partai pasca tanggal 22 Juli.
Menurutnya, hasil pilpres akan berimplikasi pada menguatnya polarisasi internal yang sempat tertahan menjelang pilpres, terutama di tubuh PPP dan Golkar.
"Dengan polarisasi yang semakin menguat akan jadi titik kritis pada elite pengendali partai yang saat ini mengikatkan diri pada Koalisi Merah Putih,” ujarnya.
Lebih lanjut, Ari mengatakan keraguan pada masa depan Koalisi Merah Putih semakin kuat tatkala Partai Demokrat sama sekali tidak mengirim ketua umum dan sekjen seperti halnya partai lain.
“Ini menunjukkan Partai Demokrat tidak mau terlibat dalam manuver jangka pendek Partai Gerindra maupun Golkar. Sampai di sini Partai Demokrat mengirimkan sinyal yang berbeda dengan arus besar enam partai lain dalam Koalisi Merah Putih,” jelasnya.
Diketahui, Koalisi Merah Putih yang berisi Gerindra, Golkar, PAN, PKS, PPP, dan PBB berkumpul di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Senin (14/7). Mereka mendeklarasikan koalisi permanen dari partai-partai yang mengusung pasangan calon presiden Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa. Dalam acara itu, juga dilakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) atau nota kesepahaman sebagai bukti kekompakkan Koalisi Merah Putih. (boy/jpnn)
JAKARTA -- Deklarasi koalisi Merah Putih yang dilakukan secara permanen terkesan sebagai sebuah ancang-ancang untuk membangun kelompok perlawanan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- BNSP Akselerasi Tenaga Kerja Tersertifikasi Melalui PSKK
- Layani Korban Banjir Bandang Sumbar. BAZNAS Hadirkan 2 Mobil Khusus
- Eks Anak Buah Sebut Program SYL Bantu Melahirkan 60 Ribu Petani Milenial
- Karyawan Polo Ralph Lauren Indonesia Kembali Meminta Keadilan Kepada Ketua MA
- Jokowi Sampaikan Dukacita Atas Meninggalnya Presiden Iran Ebrahim Raisi
- Bawa Banyak Prestasi, Tyas Fatoni Apresiasi Prestasi PKK Sumsel