Delapan Kali Dipenjara, Susah Mendapat Kepercayaan Warga

Delapan Kali Dipenjara, Susah Mendapat Kepercayaan Warga
ILMU DI ANTARA NISAN: Husin (kanan) bersama anak-anak membaca di TBM Makam Rangkah. Foto: Freddy Nico for Jawa Pos

Karena ruangan perpustakaan itu terbatas, beberapa orang membaca dengan bersandar di batu-batu nisan di sekitar ruang baca mini tersebut. Sedikit kontras dengan beberapa perpustakaan dengan suasana cozy yang bertebaran di beberapa penjuru kota.

Pendirian perpustakaan itu pun tidak bisa dilepaskan begitu saja dari kiprah Husin. Selepas dari penjara, Husin memang memutuskan berubah.

Sisi negatifnya dibuang jauh-jauh untuk memberikan kesempatan bagi sisi positif untuk berkembang. Secara berani, dia berusaha mengubah pergaulan beraroma mabuk-mabukan anak-anak muda di kawasan tersebut.

Husin juga berusaha masuk ke kalangan ibu-ibu untuk membentuk kelompok pengajian. Bapak empat anak itu juga mulai menjanjikan sebuah seragam pengajian untuk para ibu tersebut.

Sebagai mantan residivis, usaha Husin beberapa kali menemui hambatan. Susah betul merangkul kepercayaan warga Rangkah. Warga yang tidak suka kerap mengompori warga lainnya agar tidak begitu saja percaya kepada mantan napi tersebut.

Meski begitu, semangat Husin pantang kendur. Janji seragam pengajian itu baru tertunaikan setelah Yulyani, mantan anggota DPRD Surabaya, mengisi pengajian di areal makam tersebut pada 2009.

Setelah berhasil membangun kepercayaan warga, Husin ingin memajukan anak-anak yang tinggal di lingkungan makam itu. Mereka bukannya tidak pandai, hanya fasilitaslah yang dibutuhkan anak-anak tersebut.

Secercah harapan itu muncul saat sejumlah mahasiswa mengadakan kuliah kerja nyata. Selain mengajarkan cara hidup sehat, para mahasiswa tersebut menyumbangkan beberapa buku untuk anak-anak Rangkah.

DULU makam Rangkah dikenal punya citra yang sangat jelek. Selain menjadi areal seks bebas, berbagai tindak kriminal kerap terjadi di daerah itu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News