Delegasi Indonesia Walk Out di KTT MSG, Akademisi Uncen Bilang Begini, Tegas
Selama 27 tahun Timor Timur tetap wilayah tak bertuan. Saat itu, kata Marianus, rakyat Timor Timur memiliki hak untuk menggelar referendum penentuan nasib sendiri pada 1999.
Hal itu tak terlepas atas desakan Australia, Vanuatu, organisasi MSG, dan komunitas internasional.
Marinus menduga ada upaya Vanuatu dan MSG ingin mengulang cerita yang sama untuk diterapkan di Papua.
"Vanuatu dan MSG mau mengulang lagi cerita yang sama untuk Papua? Terlalu naif dan keliru. Papua di mata hukum internasional adalah sah wilayah kedaulatan Indonesia," tegas Marinus.
Upaya ini menurutnya adalah bentuk serangan langsung terhadap Piagam PBB dan hukum internasional.
Dia mengatakan hal tersebut sudah lazim terjadi. Dia mngingatkan Vanuatu, Benny Wenda, dan delegasi ULMWP memahami hal tersebut.
"Jika diplomasi dead lock atau gagal, pendekatan militer dimungkinkan untuk digunakan. Jika bicara baik-baik tidak mau dengar, maka pukul dan sikat kasih habis," tegasnya. (jlo/jpnn)
Akademisi Uncen Papua memberi komentar perihal aksi walk out delegasi Indonesia pada KTT MSG ke-22 di Vanuatu.
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh
- 10 Ribu Warga Papua Akan Direkrut Jadi Polisi, Sahroni: Polri Makin Dekat dengan Rakyat
- Kepala Suku: Siapa Berniat Gagalkan Pilkada, Silakan Ditindak!
- Satgas Damai Cartenz Tangkap Pimpinan KKB Paniai, DPO Polda Papua Sejak 2015
- Benyamin Arisoi Bakal Jadi Pasangan Cawagub, ini Kata Irjen Fakhiri
- CAT CPNS 2024 Mulai 16 Mei, Sebegini Jumlah Pesertanya
- Yorrys Anggap Sinergisitas Antarpejabat Bisa Menjawab Tantangan di Papua