Demi Perubahan, Sejumlah Guru Bahasa Indonesia di Australia Tinggalkan Pekerjaan

"Tetapi kita tidak tahu mengapa guru yang ada di sekolah itu berhenti, bisa jadi karena pensiun, atau pindah profesi karena patah semangat atau juga pindah tempat tinggal."
Menurut Silvy, yang sudah mengajar bahasa Indonesia di Australia sejak awal tahun 2000-an tersebut, menurunnya minat siswa belajar bahasa Indonesia menyebabkan mereka yang bersedia menjadi guru bahasa Indonesia juga berkurang.
"Jadi ini seperti lingkaran setan saja," ujarnya.
"Yang belajar sedikit sehingga yang melanjutkan ke universitas juga sedikit, dan akhirnya yang menjadi guru juga tidak banyak.
"Dari itu, sekolah yang mau mendapatkan guru mengajar juga mengalami kesulitan."
Beralih menjadi tukang pos
Erin McMahon juga pernah menjadi guru bahasa Indonesia, sebelum berpindah haluan bekerja bersama Australia Post tahun lalu.
Sebelumnya Erin pernah bekerja sebagai wartawan dan tinggal di Indonesia, kemudian mengajar bahasa Indonesia selama delapan tahun di Australia.
"Saya suka mengendarai motor dan senang bisa naik motor setiap hari mengantarkan surat. Tidak ada rasa stres dan tekanan lain seperti ketika mengajar," katanya.
Mulai pekan ini, Jane Shearwood, perempuan asal Inggris, memutuskan untuk tidak lagi mengajar bahasa Indonesia di sekolah di Australia
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Korea Selatan dan Australia Ramaikan Semarang Night Carnival 2025
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina