Demo Marak Lagi, Ini Pesan Serius dari Prof Jimly
Inilah alasannya mengapa demo besar-besaran untuk memberikan tekanan politik kepada Presiden Ketujuh RI itu tidak akan efektif. Justru, Jimly Asshiddiqie khawatir pihak-pihak yang menyebar hoaks seputar RUU Ciptaker ditangkap aparat.
"Itu akan dilakukan, karena ini sudah kehendak kolektif, dan harus dipaksakan, tidak bisa tidak. Jadi ini tidak lagi main-main. Ini orientasinya sudah menang-kalah," ucap tokoh asal Sumatera Selatan ini.
Oleh karena itu, katanya, sebanyak-banyak demo hanya akan menimbulkan masalah. Apalagi kalau emosi tidak terkendali, mulai bakar ban, bakar mobil, bakar stasiun yang berujung pada pelanggaran hukum.
"Oleh karena itu, tidak ada jalan lain kecuali tempuhlah jalur hukum. Biar ada argumentasi, adu rasionalitas dan argumentasi di forum MK," kata Jimly Asshiddiqie.
Guru Besar Hukum Tata Negara Universitas Indonesia (UI) ini menyarankan, bagi pihak-pihak yang melakukan aksi tolak RUU Ciptaker agar memanfaatkan forum di MK dengan sebaik-baiknya.
Sebelumnya diberitakan, mulai hari ini hingga Jumat (16/10) akan berlangsung lagi aksi unjuk rasa atau demo menolak UU Cipta Kerja.
Aksi demo hari ini akan digelar Dewan Eksekutif Nasional Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Nasional (DEN KSBSI) di depan Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat.
Para buruh yang tergabung dalam KSBSI akan menggelar aksi demonstrasi hingga Jumat mendatang.
Prof Jimly Asshiddiqie menyampaikan pesan untuk pengunjuk rasa tolak omnibus law RUU Cipta Kerja.
- Ribuan Buruh dari Karawang Ikuti May Day di Depan Istana Negara, Mereka Menolak Omnibus Law
- Jimly Asshiddiqie Harap Semua Pihak Nantinya Terima Putusan MK: Kita Move On lah
- Jimly Asshiddiqie: Biarkan Saja Ada Hak Angket Pemilu
- Jimly: Rencana Hak Angket Dilihat Positif Saja Demi Menguatkan Sistem Demokrasi RI
- Tanggapi Jimly soal Hak Angket Pemilu 2024, Ganjar: Kami Tidak Menggertak
- Nomor Dua