Denanda Histeris, Nyaris tak Percaya Kakak Tersayang Korban Bom Kampung Melayu

Denanda Histeris, Nyaris tak Percaya Kakak Tersayang Korban Bom Kampung Melayu
Suasana prosesi pemakaman Bripda Taufan Tsunami, korban bom bunuh diri Kampung Melayu, di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pondok Rangon, Jakarta Timur (25/5/2017). FOTO: SALMAN TOYIBI/JAWAPOS/JPNN.com

"Dia emang sangat bawel kalau masalah kerapian. Kalau ada yang tidak rapi pasti dia rapikan. Walaupun sendiri dan baru pulang dinas," ujarnya di kediamannya nomor 33 RT 2 RW 10, Jatirangga, Bekasi.

Dengan musibah yang dialaminya dirinya merasa tak ada keanehan sedikitpun. Taufan bersikap dengan biasanya. Yaitu berangkat pagi, pulang sore atau malam. Dan langsung istirahat.

Hanya saja Rabu (25/5) dia seharusnya lepas dinas. Namun tiba - tiba Taufan mendapatkan tugas mendadak untuk mengawal pawai obor. Sebagai seorang polisi semua tugas yang diberikan harus terlaksana. Mau tidak mau Taufan berangkat menjalankan tugas tersebut.

Heri mengaku banyak sikap anaknya itu yang tidak bisa dilupakan begitu saja. Seperti Taufan sangat suka memasak. Setiap libur Taufan sering mengajak keluarga untuk makan di luar. Satu per satu warung makan dimasukinya.

Taufan melakukan hal itu hanya untuk membahagiakan kedua orang tuanya itu senang. "Dia sangat dekat sekali sama kami semua. Apalagi sama umminya. Jadi kalau libur ya di rumah saja. Main sama saudara- saudaranya," kenangnya. (ian)

 


Denanda Putri Pamungkas nyaris tak percaya saat membaca pesan WhatsApp pada Rabu (24/5) malam.


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News