Depresiasi Rupiah Berlanjut, Menkeu: Situasi Terkendali
"Jadi, pengaruhnya akan hilang saat politik mereda," ujarnya.
Menurut Chatib, faktor utama pelemahan nilai tukar rupiah saat ini tetap dipicu oleh sentimen global terkait rencana The Fed yang akan menaikkan suku bunga. Akibatnya, investor global melepas aset-asetnya di emerging markets dan memindahkan dananya ke AS.
"Karena itu, mata uang Brasil, India, Afrika Selatan, dan Turki juga mengalami depresiasi," katanya.
Karena itu, dalam rapat Forum Komunikasi Stabilitas Sistem Keuangan (FKSSK), menteri keuangan, BI, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), sepakat untuk mencermati perkembangan sektor perbankan, pasar modal, fiskal, dan pasar keuangan.
"Hasil analisa kami, secara umum situasi terkendali dan masih dalam kontrol," ucapnya.
Chatib menyebut, pemerintah beserta BI dan OJK sudah menyiapkan berbagai langkah antisipasi jika gejolak pasar keuangan memburuk. Dari sisi fiskal, pemerintah sudah sepakat untuk menekan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) agar mengurangi ketergantungan pada pembiayaan.
"Jadi, kita harap situasi pasar akan membaik," jelasnya. (owi)
JAKARTA - Tren pelemahan nilai tukar atau depresiasi rupiah masih berlanjut. Kombinasi faktor eksternal dan internal ditengarai menjadi penyebabnya.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- AirAsia Tawarkan Tiket Murah Jakarta-Perth Hanya Rp 1 Jutaan
- Dukung Pembangunan Berkelanjutan Pendidikan Berkualitas, BCA Berbagi Ilmu di Unsri
- MenKopUKM Bidik Inabuyer B2B2G Expo 2024 untuk Memperluas Pasar UMKM
- Perekonomian Nasional Bertumbuh tetapi Pemerintah Harus Tetap Waspada
- Bea Cukai Bekasi Resmikan Kawasan Berikat Mandiri PT LG Electronics Indonesia di Cibitung
- Jakarta Marketing Week 2024: Direktur BRI-MI Terima Penghargaan DEWI BUMN 2024