Deradikalisasi Tak Cukup Hanya Bagi Mantan Teroris

Deradikalisasi Tak Cukup Hanya Bagi Mantan Teroris
Sebuah mural yang menentang aksi terorisme terlukis di pinggir Jalan Raya Ngagel, Surabaya, Rabu (16/5). Foto: Hanung Hambara/Jawa Pos

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Adi Prayitno menilai, program deradikalisasi perlu diperluas dan diberlakukan secara masif di tengah masyarakat.

Program deradikalisasi tak cukup hanya bagi mantan pelaku terorisme.

Menurut Adi, langkah tersebut penting untuk memberantas bibit-bibit kekerasan.

Pasalnya, belakangan ini banyak orang belajar agama hanya mengandalkan media sosial, di mana pesan-pesan yang disampaikan belum terkonfirmasi kebenarannya.

"Sekarang terjadi urban sufisme di kalangan perkotaan. Mereka memiliki pendidikan dan ekonomi yang baik, tapi potret keagamaannya berbeda dari NU dan Muhammadiyah,"ujar Adi kepada JPNN, Minggu (20/5).

Sufisme perkotaan, kata pengajar di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarief Hidayatullah Jakarta ini, memiliki paham keagamaan yang relatif inklusif.

Misalnya, bisadengan mudah mengkafirkan seseorang yang dinilai tidak sejalan dengan pandangan mereka.

"Jadi harus diubah model deradikalisasi. Teroris iya di deradikalisasi, tapi di saat bersamaan juga penting dilakukan di tengah masyarakat secara masif," ucapnya.

Masih ada bibit urban sufisme di kalangan perkotaan yang perlu diberikan bimbingan deradikalisasi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News