Des Ganjar Adakan Festival Kasidah Rebana Untuk Merawat Seni Budaya Islam

Des Ganjar Adakan Festival Kasidah Rebana Untuk Merawat Seni Budaya Islam
Festival kasidah rebana yang diadakan Des Ganjar di Lebak, Banten. Dok: Sukarelawan Ganjar.

jpnn.com, LEBAK - Festival Kasidah Rebana se-Kabupaten Lebak yang diinisiasi sukarelawan Desa untuk Ganjar atau Des Ganjar Banten selama dua hari berlangsung meriah.

Festival tingkat kabupaten itu berlangsung di Desa Prabugantungan, Kecamatan Cileles, Kabupaten Lebak, Banten.

Sebanyak 53 tim kasidah dari berbagai kalangan seperti ibu-ibu majelis taklim, hingga pondok pesantren tak mau ketinggalan euforia perlombaan. Mereka datang dari 28 kecamatan yang mencakup 340 desa dan lima kelurahan.

Setiap tim menampilkan permainan alat tabuh rebana dengan irama yang kompak dan memanjakan telinga sembari mengiringi syair-syair indah dan selawat kepada Nabi Muhammad SAW.

Ketua Des Ganjar Banten Agus Wisas mengatakan ajang kompetisi ini bertujuan untuk mempertahankan eksistensi kasidah rebana sebagai seni dan kebudayaan Islam khususnya di Banten.

"Banten kan daerah religi dan ini tumbuh subur alhamdulillah kalau enggak dibatasi ini bisa sampai seminggu. Namun, karena keterbatasan waktu tentu kami cuma hanya mengadakan dua hari," ujar dia dalam siaran persnya, Senin (18/9).

Seni kasidah merupakan salah satu sarana dakwah yang efektif, karena dikemas melalui kesenian yang berupa lagu, tarian, dan musik menggunakan alat tabuh bernama rebana.

Berdasarkan Jurnal Bimas Islam Vol.8 No.II tahun 2015, seni kasidah dengan rebana diperkenalkan oleh seorang ulama dari Yaman bernama Habib Ali bin Muhammad bin Husain al-Habsyi yang datang ke tanah air dalam misi dakwah penyebaran agama Islam.

Sukarelawan Des Ganjar mengadakan festival kasidah rebana untuk merawat seni budaya Islam.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News