Desak Prabowo dan Panglima TNI Turun Tangan, TB Hasanuddin Sebut KRI Nanggala 402 tak Dirawat Lagi

Desak Prabowo dan Panglima TNI Turun Tangan, TB Hasanuddin Sebut KRI Nanggala 402 tak Dirawat Lagi
TNI AL akan melibatkan pakar atau ahli membuat kapal selam untuk menginvestigasi penyebab karamnya KRI Nanggala-402 di perairan sisi utara dari Pulau Bali. Ilustrator: Rahayuning Putri Utami/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi I DPR RI Mayjen TNI (purn) TB Hasanuddin menuntut Kasal Laksamana TNI Yudo Margono bertanggung jawab atas karamnya KRI Nanggala-402.

Dia juga mendesak agar Panglima TNi dan Kemenhan RI segera  melakukan investigasi atas tragedi yang menewaskan 53 awak kapal.

"Dilihat dari usianya, KRI Nanggala-402 buatan tahun 1978 tergolong cukup tua. Mengingat sebuah kapal selam biasanya hanya bertahan 25 tahun," kata Hasanuddin dalam keterangannya, Selasa (27/4).

Dari informasi yang diperolehnya, KRI Nanggala-402 telah melewatkan batas waktu pemeliharaan hingga tiga tahun.

Menurut Hasanuddin, informasi dari hankookilbo.com, pada 2012, perusahaan kapal Korea Selatan, Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering (DSME) Co., Ltd. melakukan pemeliharaan terakhir untuk KRI Nanggala-402.

"Butuh waktu dua tahun untuk pemeliharaan dan peningkatan seluruh senjatanya," ujarnya.

Hasanuddin mengatakan berdasarkan jadwal, kapal selam seharusnya melakukan pemeliharaan setiap enam tahun untuk dinyatakan layak, terlebih dengan usia yang tua.

Ini, menurut dia, harus ditelusuri apakah memang benar sejak di-retrofit tahun 2012  hingga saat ini KRI Nanggala 402 tak kunjung mendapatkan perawatan.

TB Hasanuddin mencurigai ada kesalahan prosedural hingga menyebabkan KRI Nanggala 402 karam.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News