Detik-detik Menegangkan, Tiga Jam Menaklukkan Buaya Setengah Ton
”Jujur, gemetar badan saya saat itu,” ungkap Doni.
Bagian perut buaya tersebut tampak membengkak. Seperti baru selesai makan atau menelan sesuatu. ”Baru habis makan monyet kali ia. Perutnya bengkak,” kata pria 31 tahun itu.
Melihat kondisi buaya yang sangat mungkin sedang kekenyangan itu, Doni dan Erwin akhirnya berani membuka suara. Mereka berdiskusi untuk mengambil langkah selanjutnya.
Erwin yang lebih tua sembilan tahun daripada Doni menyarankan agar buaya tersebut dibiarkan saja.
”Kita cuma berdua, mana bisa menaklukkan buaya itu. Itu misi bunuh diri namanya,” kata Erwin, seperti ditirukan Doni.
Tapi, Doni punya pertimbangan lain. Jika buaya tersebut tidak ditangkap, ke depan, rutinitas berdagang mereka akan berisiko. Bisa-bisa binatang purba itu akan menyerang mereka di lain waktu saat melintasi sungai tersebut.
”Sungai ini satu-satunya jalan keluar dan masuk kami,” ujar ayah satu anak itu.
Pertimbangan lain, sungai tersebut selama ini ramai didatangi warga untuk memancing. Anak-anak juga sering datang untuk bermain layang-layang. ”Bisa saja orang mancing atau anak-anak yang main diserangnya nanti,” tutur Doni.
Hanya berbekal kayu sambungan, tali jangkar, dan satu senter, dua pedagang keliling di Batam nekat melawan buaya berukuran besar.
- 689 PPPK Batam Terima SK, Ini Pesan Muhammad Rudi
- 90 Pegawai Non-ASN di Batam tidak Masuk Kerja Seusai Cuti Lebaran
- Teror Buaya di Pantai Bikin Wisatawan Waswas
- Konflik Manusia dengan Buaya Terbanyak di Daerah ini
- DHL jadi yang Pertama Meluncurkan Pusat Logistik Kendaraan Listrik di Batam
- DPRD Imbau Perusahaan di Batam Membayarkan THR Tepat Waktu