Dewi Sulastri, Kecintaannya terhadap Seni Tradisional

Dewi Sulastri, Kecintaannya terhadap Seni Tradisional
Dewi Sulastri. (Raka Denny/Jawa Pos)

Mengenai penggunaan bahasa Indonesia, Dewi memiliki alasan tersendiri. ’’Kami ingin mengenalkan seni tradisional kepada generasi muda. Agar mereka tertarik, mereka harus paham cerita yang dibawakan,’’ terang perempuan yang pernah bermain dalam sinetron diTVRI tersebut.

Hal itu diakui cukup berat oleh Dewi karena mendobrak pakem. Namun, Dewi dan suami tidak patah arang. ’’Seni tradisional harus bisa survivedengan perkembangan zaman, tanpa meninggalkan akarnya,’’ tegasnya.

Dia juga merasakan sulitnya mencari dukungan. Padahal, penyelenggaraan pementasan memerlukan biaya besar. ’’Tapi, kami yakin tetap mendapat tempat. Buktinya, di beberapa daerah seperti Surabaya, Jogjakarta, dan Kalimantan, jumlah penonton mencapai ribuan orang,’’ ujarnya.

Dalam pertunjukan yang diadakan, tidak jarang Dewi terjun langsung sebagai pemeran. Di antaranya, dia pernah berperan sebagai Srikandi dalam Srikandi Senopati serta Jejak Asa Sang DewiSrikandi Senopatitermasuk pementasan yang paling banyak diminati penonton hingga enam kali dimainkan. Ada pula Abimanyu yang dipentaskan empat kali.

Saat ini dia disibukkan persiapan pergelaran Wayang Gaul yang bakal dihelat di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, pada 19 Oktober. Mendekati hari pementasan, latihan dilakukan intensif setiap hari. Pertunjukan berjudul Semar Mencari Cinta tersebut melibatkan sekitar 75 orang pemeran dan pemusik.

Aktor Pong Hardjatmo, Marwoto, dan penyanyi keroncong Sundari Soekotjo turut bermain. ’’Sesuai dengan judulnya, Wayang Gaul, ceritanya disajikan lebih ringan dan diselingi banyak humor. Serta, menjadi silaturahmi nasional para seniman senior dan yang junior,’’ papar Dewi.

Bangga, Anak Ikuti Jejak

DARAH seni yang mengalir dalam diri Dewi dan sang suami, Suryandoro, diturunkan kepada empat anak mereka. Suryoputro Sunandoro, 25; Bagaskoro Putro Dewandoro, 20; Bathara Saverigadi Dewandoro, 17; dan Bathari Putri Suryadewi, 13, mengikuti jejak ayah-bundanya. Terutama putra ketiga yang pada usia ke-17 sudah dikenal sebagai penata tari tradisional.

Dunia seni tidak bisa dipisahkan dari Dewi Sulastri. Bersama suami yang juga seniman tari, perempuan asal Jogjakarta itu mendirikan Taman Seni Swargaloka.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News