Di Balik Gagasan Penerbit Indie yang Semakin Berkembang di Indonesia

"Secara sosial politik, Marjin Kiri bermaksud menghadirkan pemikiran-pemikiran progresif kritis yang bersumber dari Marxisme dan sejenisnya untuk mengisi lubang kosong dalam humaniora Indonesia," katanya.
"Dan syukur kalau bisa sampai mempengaruhi kebijakan ekonomi politik."
Sementara itu, POST Press yang didirikan oleh Teddy Kusuma pada tahun 2014 bermula dari membaca, yang merupakan hobi dirinya dan pasangannya.
"Semula karena kami memang suka baca dan kangen untuk punya ruang untuk para pembaca dan orang-orang yang suka buku," kata Teddy.
"Salah satu pertimbangannya juga adalah di Pasar Santa itu lumayan affordable [terjangkau] untuk sewa di Jakarta Selatan."
EA Books, menurut Aditia Purnomo, didirikan oleh Puthut EA karena dulunya sering melakukan "keliling literasi."
"Dia ketemu teman-teman komunitas ... dia ajak untuk coba bikin satu konsep buku bareng," katanya.
"[Tahun] 2018 atau 2019 EA Books akhirnya diakusisi oleh penerbit buku Mojok dan sekarang menjadi penerbit yang ada di bawah Mojok Group."
Sekarang penerbit dari kalangan independen, yang dikenal sebagai penerbit indie atau penerbit mayor, semakin banyak bermunculan.
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS
- Dunia Hari Ini: Sebuah Mobil Tabrak Festival di Kanada, 11 Orang Tewas
- Dunia Hari Ini: Siswa SMA Prancis Ditangkap Setelah Menikam Teman Sekelasnya
- Dunia Hari Ini: Gempa Bumi Berkekuatan 6,2SR Mengguncang Turkiye, 150 Warga Luka-luka
- Tentang Hari Anzac, Peringatan Perjuangan Pasukan Militer Australia