Di Depan Kapolda Warga Teriak: Mati Anak-Istri Saya kalau Bohong

Di Depan Kapolda Warga Teriak: Mati Anak-Istri Saya kalau Bohong
Kapolda Lampung Brigjen Ike Edwin saat mendengarkan laporan seorang pelapor di lantai dasar Bambu Kuning Square Bandar Lampung, Kamis (25/2). Foto: M.Tegar Mujahid /Radar lampung

”Demi Allah saya tidak melanggar. Mati anak-istri saya kalau bohong. Sumpah pocong kalau perlu,” katanya setengah berteriak.

Mendengar hal itu, Kapolda lantas memanggil anggota satlantas terkait untuk memberikan keterangan, yakni Bripka Haidir. ”Mohon izin, Jenderal, bapak ini sudah melakukan pelanggaran. Selain itu, bapak ini mengatakan hal yang tidak pantas. Jadi, kami keluarkan surat tilang,” jelasnya.

Tidak terima, Sisil pun membalas. ”Saya bilang apa memang? Saya cuma bilang beruk kok. Itu juga pelan-pelan,” dalihnya. Sejumlah orang di dalam posko pelayanan tampak menahan senyum.

Melihat perdebatan tersebut, Kapolda pun berusaha menengahi. Dia berkali-kali menjelaskan tidak dapat membela siapa pun. Sebab, dirinya tidak berada di lokasi kejadian.

”Kecuali jika ada CCTV, mungkin saya bisa memutuskan. Namun, beberapa keterangan saksi menyatakan, Bapak tetap melanggar dan berkata tidak sopan. Pihak kepolisian pun tidak sepenuhnya selalu benar. Makanya, kami terus memohon kritik dan sarannya,” terang Kapolda.

Selain keluhan, Kapolda kedatangan tamu di posko tersebut: empat pembina dan penggalang Pramuka dari sekolah luar biasa (SLB) di Makassar. Keempatnya penderita tunarungu.

Saat ini mereka menjalankan misi untuk keliling Indonesia. Mereka membawa nama Pramuka dan membuktikan bahwa kaum difabel seperti mereka juga dapat menunaikan tugas berat itu.

”Kami jalan kaki dari Jakarta selama satu bulan. Ini baru dua hari di Lampung. Nanti setelah ini kami akan menuju Aceh,” jelasnya dengan bahasa terbata-bata, tapi tetap dimengerti.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News