Di Kediaman Habibie, Hasto Ceritakan Tentang Prabowo dan Tentara Liar yang Merajalela

Di Kediaman Habibie, Hasto Ceritakan Tentang Prabowo dan Tentara Liar yang Merajalela
Diskusi bertajuk "Pilpres dan Memulihkan Distorsi Kompetisi Menjadi Kompromi" yang digelar FDN di Habibie and Ainun Library di Kuningan, Jakarta, Rabu (7/2). Foto: PDIP

jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris TPN Ganjar-Mahfud MD, Hasto Kristiyanto mengaku berkontemplasi di Perpustakaan Habibie-Ainun, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (7/2). Hasto memang dipanggil untuk mengisi diskusi yang digelar Forum Dialog Nusantara (FDN).

Hasto sengaja datang lebih awal untuk sejenak berkontemplasi terhadap apa yang terjadi di Wisma Habibie-Ainun tersebut.

Hal ini diuraikan Hasto saat berbicara di diskusi "Pilpres dan Memulihkan Distorsi Kompetisi Menjadi Kompromi" yang digelar FDN di Kuningan, Jakarta, Rabu (7/2).

“Dalam kontemplasi tersebut, saya teringat buku Detik-detik Yang Menentukan karya Pak Habibie, khususnya ketika dalam situasi kritis menjelang Pengumuman Kabinet Reformasi Pembangunan, Pak Habibie menerima informasi adanya gerakan Pasukan Kostrad yang tanpa sepengetahuan Panglima ABRI saat itu, Jenderal Wiranto. Gerakan pasukan itu tidak hanya bentuk dis-obbidience. Terlebih hal itu berkaitan dengan keamanan Pak Habibie dan keluarga," sebut Hasto.

Atas dasar laporan tersebut, sejarah mencatat Presiden Habibie mengambil keputusan untuk memecat Pangkrostrad saat itu, yakni Prabowo Subianto.

“Sebelum matahari terbenam, Pangkostrad harus diganti dan penggantinya diserahkan pada Panglima ABRI," ujar Hasto mengutip buku Habibie.

Menurut Hasto, pelajaran terpenting dari cerita di atas menunjukkan bahwa political dis-obidience itu berkaitan dengan karakter tentang bagaimana seseorang memancing di air keruh.

“Dalam situasi krisis ketika terjadi krisis moneter, ekonomi, sosial, dan politik, sejarah mencatat bagaimana Pak Prabowo justru mencoba mengambil kesempatan. Untung Presiden Habibie mengambil sikap tegas, bukannya melantik Prabowo sebagai KSAD sebagaimana diusulkan oleh Jenderal Besar AH Nasution, sebaliknya Prabowo diberhentikan dan pada saat bersamaan gerakan pasukan ABRI secara liar langsung ditertibkan," sebut Hasto.

Hasto sengaja datang lebih awal untuk sejenak berkontemplasi terhadap apa yang terjadi di Wisma Habibie-Ainun tersebut.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News