Di Mana Kepala Guru Honorer Ganteng yang Dimutilasi Itu?

Di Mana Kepala Guru Honorer Ganteng yang Dimutilasi Itu?
Budi Hartanto semasa masih hidup. Foto: DOK RADAR KEDIRI

Ketika ditanya apakah pembunuh Budi teman kencan korban, Barung buru-buru mengelak. “Itu masih diselidik. Polisi tidak berani gegabah memastikan hal seperti itu,” elak Barung.

Sementara itu, motif pembunuhan karena persoalan asmara sudah terembus sejak kasus ini muncul. Sebab, ada rumor bahwa korban mengalami orientasi seksual yang menyimpang. Hal itu yang sepertinya juga menjadi fokus penyelidikan polisi. Sebab, dari 14 saksi yang diperiksa semuanya berjenis kelamin laki-laki.

Benarkah? Lagi-lagi, ketika ditanya hal itu Barung menolak. Menurutnya, polisi juga tidak mau buru-buru memastikan hal itu. Penegak hukum ingin mendapatkan data-data yang akurat terlebih dulu sebelum memastikannya.

Mayat Budi ditemukan dalam kondisi termutilasi pada Rabu (3/4) pagi. Kepala korban dipenggal. Kemudian tubuhnya yang telanjang dimasukkan koper besar warna hitam. Koper itu dibuang di dekat jembatan di Desa Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar. Hingga dimakamkan pada Kamis dini hari kepala korban belum ketemu.

Selain bagian tubuh itu yang belum ketemu, barang-barang yang dibawa korban saat terakhir kali terlihat juga masih jadi misteri. Barang-barang itu adalah Honda Scoopy yang dikendarai korban, tas laptop yang berisi laptop dan sejumlah uang, serta handphone milik korban.

BACA JUGA: 7 Fakta Kasus Guru Honorer Ganteng di Kediri Dimutilasi

Barang-barang itu dibawa korban pergi pada Selasa (2/4) sore. Dengan tujuan awal ke Blitar untuk memberikan les tari.

Sementara itu, polisi dari Polres Blitar Kota kembali melakukan penyisiran di TKP kemarin. Dipimpin langsung oleh Kapolres AKBP Adewira Negara Siregar. Penyisiran dimulai sekitar pukul 09.30. Tujuannya mencari kepala korban. Polisi menyisir sepanjang Kali Temas Lama mulai ujung timur hingga barat.

Polisi memfokuskan pada kemungkinan pembunuhan dan mutilasi terhadap guru honorer bernama Budi Hartanto disebabkan faktor asmara.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News