Di Sumbawa NTB, HNW Lantik Para Santri Baru PMI Dea Malela
Mereka berangkat ke Mekkah atau Kairo untuk belajar, menimba ilmu, menguatkan jaringan. Ada juga yang berangkat ke Belanda spt Mohammad Hatta, AA Maramis, Ahmad Subarjo.
Mereka ini, 100 tahun yang lalu belajar di luar negeri, lalu pulang ke tanah air, dan menjadi bagian sangat penting dari tokoh-tokoh bangsa yang pada1945 menghadirkan kemerdekaan Indonesia.
"Anak-anak, kalian sekarang berada di era menuju Indonesia Emas tahun 2045 sejak Indonesia merdeka tahun 1945. Maka wujudkanlah hukum sejarah, yang menegaskan bahwa sejarah adalah pengulangan<".
"Mulailah dengan menanamkan tekat kuat dan visi hebat dalam belajar dan menuntut ilmu. Kuasai semua ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang diajarkan di PIM, kembangkan wawasan dan perluas pergaulan," tegasnya.
Apalagi, lanjutnya, santri di sini bukan hanya datang dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan dari berbagai negara.
Ditegaskan HNW, satu hal yang tidak boleh dilupa adalah penting sekali mempertebal nilai dan ilmu agama.
"Untuk tahun 2045, agar kalian bisa menjadi kontributor utama membawa umat, bangsa dan negara sukses mewujudkan cita-cita Indonesia merdeka, menjadi negara yang maju selevel dengan negara-negara maju lainnya,” terangnya.
Namun, kata HNW, untuk mencapai kesuksesan seperti itu, memang tidak mudah. Sebab, dibutuhkan adalah niat kuat, kerja dan upaya keras.
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid melantik santri dan santriwati baru untuk menjadi keluarga besar PMI Dea Malela.
- Sodomi 5 Santri, Oknum Guru Ini Ditangkap Polisi
- Pemerintah Susun Peta Jalan Pembudayaan Listerasi, Lestari Moerdijat Merespons Begini
- Catatan Ketua MPR: Gotong Royong & Menghidupkan Kewajiban Saling Kontrol dan Seimbang
- Lestari Moerdijat Minta UMKM Harus Konsisten Tingkatkan Kualitas, Ini Tujuannya
- Lestari Moerdijat Sebut Banyak Hal Menguntungkan Jika Kesetaraan Gender Diwujudkan
- Terima Forum Aktivis Nasional, Bamsoet Dukung Ajang Tribute to Akbar Tandjung