Diare Dominasi Kematian Balita di Indonesia

Diare Dominasi Kematian Balita di Indonesia
Diare Dominasi Kematian Balita di Indonesia
Nafsiah menekankan, anak-anak sebaikany dibiasakan melakukan CTPS pada waktu-waktu penting. Yakni, sebelum makan, sebelum memegang/ mengolah/ menyiapkan makanan, setelah buang air besar (BAB), setelah menceboki anak, serta setelah kontak dengan hewan dan tanah dan menggunting kuku secara teratur.

Hal itu berkaitan dengan berbagai penelitian yang dilakukan baik di lembaga internasional maupun nasional, yang menyimpulkan bahwa cuci tangan pakai sabun dapat menurunkan kejadian diare sampai dengan 47 persen. Kemudian menurunkan kejadian pneumonia sampai dengan 50 persen dan flu burung sampai 50 persen. "Cuci tangan pakai sabun dapat menurunkan tingkat kematian bayi sampai 50 persen. Itu biasanya terjadi pada ibu yang tidak mendapatkan informasi yang lengkap dan tepat pada saat mereka merawat bayi,"jelasnya.

"Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kemenkes, Tjandra Yoga Aditama menambahkan, cara yang paling efektif dan murah untuk mencegah diare dan infeksi saluran pernapasan (ISPA) yang mengakibatkan kematian pada balita, adalah dengan mencuci tangan dengan sabun. "Semua pihak bertanggung jawab atas kehilangan nyawa anak-anak tersebut. Kendati berpotensi menyelamatkan jiwa, CTPS masih jarang dipraktekan dan sulit dipromosikan," kata Tjandra.

Meski begitu, Tjandra menuturkan perilaku CTPS di Indonesia semakin membaik. Dia menguraikan, pada tahun 2006 perilaku CTPS dilakukan oleh 9,6 persen warga Indonesia. Sementara pada 2007, CTPS dilakukan oleh 23,2 persen warga Indonesia dan pada 2012, CTPS dilakukan oleh 49,5 persen warga Indonesia.

JAKARTA- Penyakit diare ternyata masih mendominasi jumlah kematian balita di Indonesia. Berdasarkan data World Health Organization (WHO), diperkirakan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News