Dibukukan, Sisi Pelik Kehidupan Pribadi Pak Harto di Mata Orang-Orang Dekatnya
Ada Cerita tentang Bu Tien yang Tiba-Tiba Cemburu
Kamis, 09 Juni 2011 – 08:08 WIB

Dibukukan, Sisi Pelik Kehidupan Pribadi Pak Harto di Mata Orang-Orang Dekatnya
Putri sulung Soeharto, Siti Hardiyanti Rukmana (Tutut), mengaku paling terkesan dengan falsafah Jawa yang kerap diberikan bapaknya. Salah satunya adalah sa-sa-sa. Yakni, sabar atine, sabar pikolahe, sareh tumindake (selalu sabar, selalu saleh, dan selalu bijaksana).
"Setelah memutuskan berhenti dari jabatan sebagai presiden Republik Indonesia, Bapak tak pernah jemu mengingatkan kami untuk tetap sabar dan jangan dendam," kenang Tutut.
Dia juga menunjuk satu lagi falsafah yang dituturkan Pak Harto yang kini menjadi pegangannya. Falsafah itu ditulis di bawah foto Pak Harto sepuh yang tengah tersenyum yang dipajang di tengah-tengah ruangan peluncuran buku. Falsafah tersebut berbunyi wong iku kudu ngudi kabecikan, jalaran kabecikan iku sanguning urip (orang itu harus mencari kebaikan, karena kebaikan itu bekal hidup).
Dengan falsafah tersebut, Tutut menyatakan tak memiliki motif politik dalam peluncuran buku itu, selain menguak sisi manusiawi Soeharto untuk mengenang budi baiknya. "Kami mencatat kenang-kenangan itu dalam sebuah buku secara jujur dan tanpa rekayasa. Semua apa adanya," terangnya. (c5/kum)
Sebuah buku seputar kisah kehidupan pribadi mantan Presiden Soeharto yang selama ini tak pernah terekspos kemarin di-launching. Judulnya: Pak Harto,
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu