Diburu Klub NBA, Postur dan Bakat jadi Modal Utama

Diburu Klub NBA, Postur dan Bakat jadi Modal Utama
POTENSIAL: Anak-anak Sudan sedang bermain dengan bintang NBA Luol Deng. FOTO: Ist
“Saya tumbuh di Afrika. Saya bermain di Afrika. Karena itu, saya tahu bagaimana besarnya bakat para pemain di Afrika,” ujar Masai Ujiri, general manager Denver

Nuggets seperti dikutip CNN.

Namun, postur memadai tentu bukan jaminan para pemuda itu bisa menjadi pemain hebat. Pasalnya, sejak kecil, mayoritas dari mereka menggeluti sepakbola. Bagi Ujiri, hal itu tentu sangat disayangkan karena membuat para talenta tersebut seperti kehilangan insting. Para remaja itu baru bermain basket ketika menginjak usia 13 tahun.

“Ini membuat mereka harus bekerja lebih keras untuk membentuk skill dan habit yang seharusnya bisa diciptakan dalam usia yang lebih muda,” tambah Ujiri. Meski begitu, para pemandu bakat tak patah arang. Mereka merangkul banyak pihak untuk mengadakan berbagai program guna mencari bakat terbaik sejak dini. Perusahaan- perusahaan yang berhasil digandeng akhirnya bersedia membantu. Di antaranya ialah membangun sarana dan prasarana yang layak.

Anak-anak kecil yang mendapatkan berbagai bantuan itu tentu girang bukan kepalang. Bagi mereka, bermain basket tentu bisa menjadi sarana melepaskan kepenatan akibat berbagai kesumpekan hidup di mayoritas Negara Afrika.

BASKET di benua Afrika terus menggeliat. Dipandang sebagai salah satu kontinen penghasil bakat-bakat hebat, Afrika siap menjadi kekuatan baru dunia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News