Difabel dan ABK Karanganom Klaten Kini Tak Lagi Merasa Terabaikan

Difabel dan ABK Karanganom Klaten Kini Tak Lagi Merasa Terabaikan
Kehadiran kaum difabel dan anak berkebutuhan khusus (ABK) di Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, kini tidak lagi menjadi beban di tengah-tengah keluarga. Foto: Dok Danone-AQUA

jpnn.com, KLATEN - Kehadiran kaum difabel dan anak berkebutuhan khusus (ABK) di Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, kini tidak lagi menjadi beban di tengah-tengah keluarga.

Dengan adanya pengembangan program inklusi sosial di daerah ini, mereka memiliki harapan baru untuk bisa mandiri bahkan berprestasi seperti impian masyarakat pada umumnya.

Ketua Inklusi Center Kecamatan Karanganom - Bhakti Negeri (ICKK-BN), Sri Mulyo menyatakan dukungan aktif yang diberikan Pabrik AQUA Klaten sejak 2016 kepada ICKK-BN sangat berdampak positif bagi pelayanan para difabel dan anak berkebutuhan khusus di Kecamatan Karanganom.

Menurutnya, hingga saat ini sudah ada 70 anak difabel dan berkebutuhan khusus (ABK) yang didampingi dan dibina di ICKK-BN.

“Mereka tidak hanya berasal dari Kecamatan Karanganom saja, tetapi tersebar di Kecamatan Ngawen, Ceper, Tulung, bahkan ada dari luar yaitu Kecamatan Musuk dan Mojosongo dari Kabupaten Boyolali,” ujarnya.

Kata Sri Mulyo, berbagai pelayanan yang diberikan kepada para difabel dan ABK ini, di antaranya terapi, sanggar belajar dan bermain serta pembinaan beberapa jenis cabang olahraga seperti tenis meja, panahan atletik dan lainnya. Semua kegiatan ini dilakukan setiap hari Sabtu di Aula Kecamatan Karanganom.

Kepada mereka diberikan pendampingan sampai ada perubahan. Dia mencontohkan ABK yang belum bisa adaptif, dituntun hingga terlihat mulai ada perubahan. Kepada mereka dikasih belajar bermain dulu dan belajar kemandirian seperti mandi sendiri, makan sendiri, dan melepas baju sendiri.

“Setelah 2-3 bulan, yang awalnya di rumah saja, tetapi setelah diberikan pendampingan, baik anak dan orang tuanya sangat merasakan adanya adanya perubahan perilaku yang membuat para ABK ini termotivasi untuk semangat lagi. Begitu juga yang terapi, anak yang tadinya belum bisa jalan setelah mengikuti terapi jadi termotivasi untuk semangat jalan,” tuturnya.

Dia mengutarakan untuk melakukan pendampingan kepada para difabel dan ABK ini, ICKK-BN dibantu oleh 15 relawan yang terdiri dari dua orang fisioterapis, satu terapis wicara, lainnya relawan untuk sanggar belajar dan bermain.

“Kita juga pernah memberikan terapi kepada seorang anak yang belum bisa bicara di usianya yang sudah lima tahun dan sekarang anaknya mulai senang dan ada semangat untuk bisa bicara,” tukasnya.

Memberikan motivasi dan pengetahuan dasar kepada orang tua dan keluarga disabilitas juga penting. Disabilitas berhak mendapatkan kesempatan yang sama seperti masyarakat pada umumnya. Peran tersebut penting sekali apabila diawali dari keluarga.

Dukungan anggota keluarga untuk menggali potensi disabilitas dan mendorong mengembangkannya menjadi kunci bagi disabilitas bisa lebih mandiri dan berprestasi

Selain itu, dia mengatakan ICKK-BN juga merangsang anak-anak difabel usia sekolah berusia 15-16 tahun dan mendorongnya untuk menjadi atlet difabel. Dia mencontohkan seorang anak remaja difabel bernama Sasa yang mengalami cacat fisik tangan tangan sejak lahir dari Desa Troso, Kecamatan Karanganom.

Kehadiran kaum difabel dan anak berkebutuhan khusus (ABK) di Kecamatan Karanganom, Klaten, Jawa Tengah, kini tidak lagi menjadi beban di tengah keluarga.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News