Diguyur Hujan Deras, Tak Halangi Warga Salat Tarawih di Masjid

Diguyur Hujan Deras, Tak Halangi Warga Salat Tarawih di Masjid
KHUSYUK: Pelaksanaan salat Tarawih perdana di Masjid Agung Jawa Tengah, Jumat (26/5) malam. Foto NURCHAMIM/JAWA POS RADAR SEMARANG/JPNN.com

jpnn.com, SEMARANG - Tarawih perdana, Jumat (26/5), Kota Semarang, Jawa Tengah diguyur hujan deras. Namun, niat warga untuk menjalankan ibadah di bulan suci tak surut datang ke masjid.

Seperti yang terlihat di Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT). Warga berdatangan untuk salat isya, tarawih dan dilanjutkan witir.

”Biasanya hari pertama salat Tarawih penuh, tapi ini hanya separo lebih. Ya, mungkin karena hujan deras,” kata Santoso, jamaah asal Medoho, Gayamsari seperti yang dilansir Radar Semarang (Jawa Pos Group), Sabtu (27/5).

Jamaah lainnya, Janeta Hanik Sismanto mengaku salat Tarawih di masjid agung kebanggaan warga Jateng ini, sekaligus ingin menikmati keindahan masjid yang memiliki enam payung mirip dengan Masjid Nabawi ini.

Sayangnya, tadi malam enam payung yang ada tidak dibuka oleh pengurus masjid. ”Sengaja datang ke sini untuk salat Tarawih, sekaligus menikmati keindahan MAJT,” kata Janeta Hanik Sismanto.

Salat Tarawih di MAJT tidak sama dengan Tarawih di masjid lain. Di tempat tersebut, setiap harinya imam membacakan satu juz Alquran.

Sehingga selama 30 hari akan khatam 30 juz. Untuk salat Tarawih dilaksanakan sebanyak 20 rakaat dilanjutkan dua rakaat dan satu rakaat salat Witir.

”Untuk kultum tausiah ditiadakan, sebab durasi salat Tarawih sudah cukup panjang, yakni sekitar 1,5 jam,” kata Kepala Bagian Umum MAJT, Fatquri Buseri, kepada Jawa Pos Radar Semarang.

Tarawih perdana, Jumat (26/5), Kota Semarang, Jawa Tengah diguyur hujan deras. Namun, niat warga untuk menjalankan ibadah di bulan suci tak surut

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News