Dikepung Asap, Ekonomi Makin Berat

Dikepung Asap, Ekonomi Makin Berat
Kondisi Bandara di Pekanbaru, diselimuti kabut asap. Foto: Pekanbaru Pos/JPNN

Menurut Yayat, kebakaran lahan tahun ini jauh lebih parah. Pemicunya, selain kemarau yang panjang, juga dampak El Nino yang menyebabkan suhu udara sangat panas. Langkah preventif sudah tidak mungkin dilakukan karena sudah kritis. "Yang penting segera saja buat hujan buatan," terangnya.

Dia menyebut, dampak kebakaran lahan saat ini akan besar karena menurut rilis Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), El Nino akan berlangsung hingga November.

"Dampaknya cukup luas. Anak-anak sekolah sudah mulai libur, belum lagi dampak kesehatan. Banyak penerbangan yang delay, yang otomatis banyak rencana pertemuan bisnis terganggu, nelayan juga susah melaut. Aktivitas perkonomian rakyat juga terganggu karena harus banyak berada di dalam rumah. Juga menyangkut hubungan dengan negara tetangga, kita ekspor asap," bebernya.

Pernyataan Yayat dibenarkan pengamat ekonomi Enny Sri Hartati. Direktur Eksekutif Institute National Development and Financial (Indef) itu mengatakan, terganggunya jadwal penerbangan di bandara-bandara besar, seperti di Kualanamu, pasti punya efek domino.

"Pesawat delay, pertemuan-pertemuan bisnis juga akan delay. Sektor transportasi yang lain juga terganggu, yang menyebabkan high cost economy. Tidak ada asap saja sudah banyak faktor yang menyebabkan ekonomi biaya tinggi. Ini menyebabkan daya saing produk kita semakin turun. China misalnya, saat ini sedang banting harga, kita makin tambah high cost economy-nya," terang Enny kepada JPNN di Jakarta, kemarin. (sam/jpnn)

 


JAKARTA - Kebakaran lahan hutan tahun ini sudah tergolong parah. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis data, 80 persen wilayah Sumatera


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News