Dilengkapi Torpedo Paling Canggih, KRI Nagapasa 403 Segera Tiba

Dilengkapi Torpedo Paling Canggih, KRI Nagapasa 403 Segera Tiba
Pasukan TNI. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - TNI AL membutuhkan 12 kapal selam, sesuai Minimum Essential Force (MEF). Dua di antaranya sudah dan sedang dibangun produsen kapal perang dari Korea Selatan (Korsel) Daewoo Shipbuilding and Marine Engginering (DSME).

Sedangkan sepuluh lainya bakal dikerjakan PT PAL Indonesia. Kementerian Pertahanan (Kemhan) optimistis, BUMN itu mampu membuat kapal selam untuk menambah kekuatan matra angkatan laut.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemhan Laksamana Madya TNI Widodo menuturkan, instansinya terus berupaya memaksimalkan potensi dalam negeri.

Salah satunya melalui kesepakatan transfer of technology (ToT) dalam kontrak jual beli kapal selam dengan DSME.

"Untuk mengembangkan industri pertahanan dalam negeri," ungkapnya kemarin (13/8). Pada tahap awal, Kemhan mempercayakan PT PAL membangun satu dari total tiga pengadaan kapal selam dari DSME.

Guna menuntaskan tugas tersebut, BUMN yang bermarkas di Surabaya itu bakal dipandu oleh DSME. Selanjutnya, Kemhan berniat menugaskan mereka membangun sembilan kapal selam lainnya.

"Mudah-mudahan 2019 kemandirian industri pertahanan sudah bisa diraih," jelas Widodo. Dengan modal ToT serta dukungan pemerintah, mereka yakin PT PAL sanggup memenuhi kebutuhan TNI AL. Sesuai kerja sama dengan DSME, kapal selam yang dibangun adalah Chang Bogo Class.

Dua hari lalu (12/8) kapal selam pertama yang sudah tuntas dibangun oleh DSME bertolak dari Korsel. Kapal selam yang diberi nama KRI Nagapasa 403 dijadwalkan sudah merapat di markas Komando Armada Republik Indonesia Kawasan Timur (Koarmatim) pada Senin (28/8).

TNI AL membutuhkan 12 kapal selam, sesuai Minimum Essential Force (MEF). Dua di antaranya sudah dan sedang dibangun produsen kapal perang dari Korea

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News