Dinas Intelijen Australia Punya Peran Rahasia dalam Membantu Mengungkap Pelaku Bom Bali Tahun 2002

Panggilan terakhir Nokia mengungkap segalanya
Superkomputer DSD yang berada di atas kapal HMAS Harman yang berlabuh di pinggiran kota Canberra digunakan untuk menganalisis data Telkomsel, dari dari puluhan juta penggunanya yang melakukan ratusan juta panggilan telepon dan mengirim SMS.
"Ini adalah bukti terbesar dalam penyelidikan dan paling penting, karena ini adalah bukti baru yang kami miliki dan bisa memberikan hasil segera dan itulah yang terjadi,." kata Mick.
"Analisis jaringan bukanlah hal yang mudah. Ini sangat kompleks," kata Jenderal Bachtiar.
"Ada ribuan nomor telepon yang terlibat namun kami berhasil mengidentifikasi dan menemukan polanya."
Ponsel Nokia 5110 yang digunakan meledakkan bom di luar gedung konsulat mendapat panggilan telepon terkahir dari sebuah nomor yang ada di data Telkomnsel.
Data ini membantu polisi Indonesia melacak nomor telepon pemiliknya, yang bernama Idris.
Dia adalah penghubung yang tidak saja melakukan panggilan terhadap ponsel Nokia tersebut namun juga membeli kartu SIM dan mengatur akomodasi dan transportasi bagi para pelaku bom Bali.
"Idris adalah pengaturnya, dan seperti putaran roda yang menjadi inti menghubungkan semua bagian lain untuk melakukan pemboman," jelas Mick.
Editor politik ABC Andrew Probyn mengungkapkan peran penting dinas intelijen Australia dan kerja sama dengan kepolisian Indonesia berhasil mengungkap pelaku ledakan bom Bali di tahun 2002
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Tingkatkan Pertahanan Siber, Kasum TNI Terima Kunjungan Kepala Staf Digital Intelijen Militer Singapura
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS
- Dunia Hari Ini: Sebuah Mobil Tabrak Festival di Kanada, 11 Orang Tewas