Posyandu Garda Terdepan Upaya Pencegahan Stunting

Posyandu Garda Terdepan Upaya Pencegahan Stunting
Gerakan Posyandu. Ilustrasi Foto: Istimewa for JPNN.com

"Kira-kira berapa persen (angka stunting) yang di Cirebon? Ibu-ibu Posyandu pasti tahu," tanya Ibu Iriana. "Sepuluh persen," kata para kader Posyandu serempak.

"Oh sudah turun, Alhamdulilah. Karena ibu-ibu semua sudah turun ke lapangan," lanjut Ibu Iriana disambut riuh tepuk tangan peserta.

Mengutip data Kementerian Kesehatan, stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.

Prevalensi stunting Indonesia berdasarkan hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) 2016 mencapai 27,5 persen.Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), masalah kesehatan masyarakat dapat dianggap kronis bila prevalensi stunting lebih dari 20 persen. Artinya, secara nasional masalah stunting di Indonesia tergolong kronis, terlebih lagi di 14 provinsi yang prevalensinya melebihi angka nasional.

Posyandu memang menjadi salah satu solusi termujarab untuk mengatasi stunting. Posyandu juga menjadi media deteksi dini kasus-kasus malnutrisi dan kekurangan gizi pada bayi dan balita.

Sekilas rekam jejak di masa Orde Baru, gebrakan Pak Harto lewat Posyandu memang menunjukkan hasil signifikan. Survei Demogarafi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 menunjukkan angka kematian ibu melahirkan menurun dari 390 kematian per 100.000 kelahiran pada 1990 menjadi 228 kasus pada 2007.

Angka kematian bayi menurun dari 70 kematian per 1.000 bayi lahir pada 1986 menjadi 34 pada 2007. Demikian pula angka kematian balita, yang menurun dari 69 kematian per 1.000 kelahiran pada 1993 menjadi 44 pada 2007. Prestasi tersebut bahkan membuat Honduras mengadopsi konsep Posyandu dan malah mengembangkannya lebih baik daripada Indonesia saat ini.

Bahkan, keberhasilan program Posyandu di era Orde Baru juga mendapat apresiasi dari asosiasi kesehatan publik di Amerika Serikat. Jeremy Shiffman dari American Public Health Association menulis dalam artikel “Generating Political Priority for Maternal Mortality Reduction in 5 Developing Countries” yang dimuat dalam American Journal of Public Health, keberhasilan Pemerintah Orde Baru menurunkan angkan kematian ibu dan anak didorong oleh apa yang dia sebuah sebagai “political entrepreneurship” yang dimiliki Pak Harto.

Gerakan Posyandu yang terbukti berhasil di era Presiden Soeharto, perlu digiatkan lagi sebagai garda terdepan pencegahan stunting.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News