Dinilai Belum Tepat Sasaran, Subsidi BBM Harus Dievaluasi

Dinilai Belum Tepat Sasaran, Subsidi BBM Harus Dievaluasi
Diskusi yang digelar oleh Gerakan Mahasiswa Perubahan Sumatera Utara bertajuk Subsidi Tepat Sasaran dan Akselerasi Pemerataan Pembangunan, di Medan, Sumatera Utara, Jumat (23/12). Foto: Dok Gerakan Mahasiswa Perubahan Sumatera Utara

Permintaan minyak di asia tenggara melampaui sembilan juta barel per hari pada 2040 meningkat dibandingkan permintaan saat ini yang sebesar 6.5 juta barel perhari.

Kesenjangan yang semakin lebar antara kemampuan produksi dan proyeksi kebutuhan migas akan menyebabkan membengkaknya defisit perdagangan energi asia tenggara.

August menyebutkan kondisi tersebut berdampak pada anggaran pemerintah. "Terutama jika kebijakan subsidi tepat berlaku yang membuat konsumen harga energi lebih rendah dari pada yang seharusnya," jelasnya.

Sekretaris MES Kabupaten Deli Serdang Ahmad Muhajir mengatakan pemerintah perlu menyertakan masukan dari semua kalangan termasuk akademisi dan mahasiswa dalam pengambilan keputusan pembangunan.

Pemberian subsidi BBM harus menjadi proses menuju arah perubahan yang lebih baik.

Mahasiswa berperan aktif dan selalu berkoordinasi kepada stakeholder, salah satu caranya adalah dialog seperti saat ini. Sinkronisasi antara pengusaha bisnis, pemerintah dan masyarakat juga amat penting dalam akselerasi pemerataan pembangunan.

"Dengan hal itu, pemerintah diharuskan untuk membangun infrastruktur pendistribusian BBM Subsidi harus mendekat ke pemukiman nelayan, pelabuhan atau lokasi tambatan perahu nelayan kecil," tegasnya.

Kebijakan yang diharapkan inovasi dan terobosan pelayanan pendistribusian BBM bagi nelayan kecil, seperti menambah titik pelayanan SPBUN/SPDN di lokasi/sentra nelayan Mempermudah pendirian SPBUN/SPDN.

Susenas menyebut total keseluruhan subsidi BBM Solar hanya lima persen yang dinikmati oleh rumah tangga miskin, Pertalite hanya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News