Diserang 320 Gugatan, Proyek Tol Berlanjut

Diserang 320 Gugatan, Proyek Tol Berlanjut
Dahlan Iskan
   Namun juga jangan dibayangkan seperti di Beijing atau Shanghai atau Guangzhou atau bahkan Qingdao dan Dalian. Pembangunan Jakarta, rasanya masih lebih seru dari New Delhi. Dari sini saya, sekali lagi menarik kesimpulan bahwa masih jauh bagi India untuk mendekati Tiongkok. Semangat orang-orang India untuk maju memang terasa sangat besar. Tapi, tetap tidak sebesar Tiongkok. Secara kasar saja sudah bisa dilihat. Di Tiongkok saya melihat semua proyek baru selalu seperti ingin diselesaikan besok pagi. Jam 5 pagi (musim salju sekali pun), tenaga kerja sudah sibuk di proyek, termasuk di puncak-puncak bangunan yang belum jadi. Jam 11 malam mereka baru meninggalkan proyek. Itu pun masih ada beberapa tenaga yang terus bekerja sepanjang malam.  Misalnya bagian angkut-angkut. Mengangkut sisa-sisa pekerjaan dibawa keluar, dan mengangkut material yang diperlukan besok ke dalam proyek.

  Di India, kehidupan masih berjalan normal, seperti juga di Indonesia. Pekerja proyek baru mulai berdatangan jam 08.00 dan sudah pulang jam 17.00. Dari sini saja kita bisa membaca apa yang terjadi di baliknya.

Tapi, setidaknya saya juga belajar bahwa demokrasi ternyata tidak perlu menghalangi pembangunan jalan tol. Bahwa para pengambil keputusannya harus lebih pintar dan banyak akal, itu memang konsekuensinya.

   Misalnya saja untuk membangun jalan tol di daerah yang penduduknya padat dan miskin, ada satu kebijakan yang sangat pintar: tanahnya diganti 150 persen dari harga pasar dan salah satu anggota keluarga pemilik tanah dijadikan pegawai negeri. Dengan cara ini, meski pemilik tanah kehilangan sumber hidupnya, tapi ada pengganti sumber hidup yang juga cukup permanen.

  Apakah dengan demikian tidak akan membengkakkan jumlah pegawai negeri? Teman saya, seorang pengusaha yang sangat aktif memperhatikan pembangunan jalan tol di India ini menjawab: “India kan sangat besar. Masih bisa menampung. Toh daripada menerima pegawai negeri yang tidak menyebabkan lancarnya pembangunan infrastruktur. Saya akui cara ini cukup cerdas.” (*)

BAGAIMANA negara berkembang dengan demokrasi yang sangat ruwet seperti India  bisa membangun jalan tol? Bukankah mestinya amat sulit? Rupanya


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News