Diserbu Impor, Harga Gabah Lokal Anjlok
Sabtu, 25 Februari 2012 – 14:45 WIB
"Produksi nasional untuk gabah kita sekitar 36 juta ton pertahun, sedang beras sekitar 35 juta ton. Tapi yang terserap oleh pemerintah sangat sedikit sekali, hanya sekitar 9 persennya saja," terang Fadil.
Baca Juga:
Selain itu, penyebab lain penurunan harga juga akibat tidak berjalannya sistem distribusi maupun sistem pengaman pangan seperti lumbung pangan. Faktor lain adalah karena panjangnya mata rantai proses distribusi dari petani ke konsumen. "Dihitung saja, dari pedagang ke pedagang besar, ke kecamatan dan ke mata rantai seterusnya. Ini juga sangat memboroskan biaya, hingga harga di tingkat petani sedikit sekali," kata dia.
"Di samping itu kualitas produksi lokal yang kurang bermutu akibat teknologi yang manual. Kita butuh teknologi sistem pengeringan, tidak hanya mengandalkan sinar matahari. Sebab, saat musim hujan gabah yang masuk ke penggilingan rata-rata dalam kondisi tidak siap, sehingga beras yang dihasilkan pun tidak berkualitas," papar Fadil. (ism)
BREBES -Harga gabah di tingkat petani anjlok drastis hingga membuat para penjual menjerit. Harga yang semula mencapai Rp 380 ribu perkuintal, kini
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Anak Usaha SIG Raih BUMN Entrepreneurial Marketing Awards 2024
- Stimuno Kembali Raih Penghargaan Top Brand For Kids Awards
- Pupuk Kaltim Beri Reward 15 Distributor Ritel Terbaik, Jalan-jalan ke Luar Negeri
- Birkenstock Meluncurkan Sandal Terbaru, Desainnya Masa Kini, Cek Harganya
- Pertamina Berikan Kado untuk Kebangkitan UMKM di Indonesia
- Berkat 'Kak Wulan' Petani Mawar Nganjuk Punya Harapan Baru