Disinformasi Membuat Masyarakat Sulit 'Move on' Dari Pilpres 2019

Disinformasi Membuat Masyarakat Sulit 'Move on' Dari Pilpres 2019
Disinformasi Membuat Masyarakat Sulit 'Move on' Dari Pilpres 2019

Gak masalah, saya gak fanatik 01 atau 02, jadi mana yang jadi presiden itu artinya yang terbaik lah.

Menurut anda apakah para pendukung dari dua kubu harus menyudahi perseteruan?

Tolong dihentikanlah sengit-sengitan dan sahut-sahutan antar pendukung, kan kita mau aman damai, intinya biar Indonesia maju. Tapi saya baca-baca di internet, sayang aja kalo liat elit politik komentarnya masih manas-manasin, kan mereka seharusnya jadi panutan, gak eloklah ucapan mereka yang seperti itu.

Sulit 'move on' karena disinformasi
Disinformasi Membuat Masyarakat Sulit 'Move on' Dari Pilpres 2019 Photo: Wahyudi Akmaliah, peneliti LIPI yang memfokuskan kajian pada politik Islam dan budaya populer. (Youtube)

Sementara itu pengamat dari Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Wahyudi Akmaliah menilai hal mendasar yang membuat banyak masyarakat masih belum beranjak dari dukung mendukung kubu paslonnya di pilpres 2019 ini adalah bukan sekedar perkara 'gagal move on', tapi karena disinformasi yang digunakan dalam politik elektoral.

Disinformasi yang dimaksudnya adalah penyebaran informasi yang tidak benar atau kabar bohong, hoaks, agitasi yang disengaja untuk menjatuhkan atau men-deligitimasi lawan politik. Disinformasi ini berlangsung di kedua kubu.

Wahyudi mencontohkan disinformasi di kubu 01 yang menyerang Prabowo sebagai sosok yang Islamis, radikal, anti NKRI dan sebagainya.

Sementara ia menyoroti disinformasi oleh kubu 02 yang dikatakannya sudah dilakukan sebelum pencoblosan berlangsung hingga sengketa pilpres berakhir di MK.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News