Distribusi Tak Efisien Bebani Konsumen
Rabu, 17 Desember 2008 – 15:51 WIB

Distribusi Tak Efisien Bebani Konsumen
JAKARTA - Asosiasi Rekanan Pengadaan Barang dan Distributor Indonesia (Ardin) akan memotong mata rantai pengadaan barang dan distribusi yang panjang. Inefisiensi distribusi itu dinilai membebani konsumen karena termasuk salah satu komponen harga barang. Dia menuturkan, sejumlah penelitian menunjukkan biaya transportasi perdagangan dan distribusi barang saat ini berkisar 18-32 persen dari harga barang di pasar. Rinciannya, 18 persen untuk produk manufaktur dan 32 persen untuk produk pertanian. ''Padahal, idealnya biaya transportasi perdagangan dan distribusi hanya 6-12 persen,'' terangnya.
Menurut Ketua Komite Tetap Fiskal dan Moneter Kadin Indonesia Bambang Soesatyo, pemotongan mata rantai distibusi salah satu upaya untuk menekan harga barang dan jasa, khususnya bahan kebutuhan pokok. Selain itu, kendala lain berupa belum jalannya sertifikasi dan sistem distribusi nasional yang tidak adil.
Baca Juga:
Kendala-kendala tersebut menyebabkan ekonomi biaya tinggi serta membuka peluang masuknya spekulan yang cenderung mempermainkan harga barang. ''Karena itu, perlu langkah strategis dan efisiensi dalam pengadaan barang dengan memotong rantai distribusi,'' tegasnya, Selasa (16/12). Masalah itu menjadi salah satu pokok bahasan dalam Munas Ardin mendatang. Bambang juga menjadi kandidat ketua umum Ardin.
Baca Juga:
JAKARTA - Asosiasi Rekanan Pengadaan Barang dan Distributor Indonesia (Ardin) akan memotong mata rantai pengadaan barang dan distribusi yang panjang.
BERITA TERKAIT
- Bea Cukai Gagalkan Distribusi Rokok Ilegal Senilai Hampir Rp 2 Miliar, Ini Kronologinya
- Mantapkan Langkah Menuju IACS, BKI Gelar Sidang Komite Teknik Bersama Stakeholders
- Watsons 5.5 Ultimate Sale, Diskon 70% Hingga Ekstra Voucer
- Holding BUMN Danareksa Dorong TPK Batu Ampar Menjadi Hub Regional
- Kabar Baik Rupiah Makin Menguat, Ada Harapan Baru
- GPFE 2025 Fasilitasi Kolaborasi Pemerintah dan Penyedia Produk Ber-TKDN