Djarot-Boy, Risma-Boy, atau Risma-Djarot?

Djarot-Boy, Risma-Boy, atau Risma-Djarot?
Ilustrasi. Foto: dok/JPG

jpnn.com - JAKARTA - Pengamat politik Holden Makmur mengatakan, PDI Perjuangan memiliki keuntungan yang tidak dimiliki oleh partai politik lain di perhelatan Pilkada DKI Jakarta, tahun depan.

"Kalau partai politik lain harus berkoalisi untuk mengajukan calon, maka PDI Perjuangan dapat mengajukan calon sendiri tanpa koalisi. Ini seharusnya diambil sebagai peluang, karena dari kalangan internal partai banyak kader bagus yang dimiliki dan berpeluang untuk memenangkan pilkada DKI," kata Holden, di Jakarta, Kamis (19/5).

Dari keseluruhan kader yang dimiliki PDI Perjuangan, imbuh Holden, Wali kota Surabaya, Tri Rismaharini dianggap paling berpeluang besar. "Calon pasangan dari PDIP bisa saja Djarot dengan Boy Sadikin, atau Risma dengan Boy Sadikin atau mungkin Risma dengan Djarot. Tapi dari pola pasangan tersebut, Risma tetap saja jadi faktor penentu memenangkan pilkada DKI Jakarta," ungkapnya.

Menurut Holden, Risma memiliki rekam jejak dan kinerja yang baik saat memimpin Kota Surabaya, menjadi tokoh inspirasi dan kebanggaan serta dicintai masyarakatnya.

"PDIP harus berani mengambil kesempatan ini, sama seperti Pilkada DKI tahun 2012, dimana PDIP percaya diri berkoalisi dengan Partai Gerindra mengajukan Jokowi sebagai calon gubernur menantang incumbent saat itu," ujarnya.

Namun Holden juga memprediksi, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Sandiaga Uno dan Yusril Ihza Mahendra juga akan meraih tiket ikut bertarung menjadi orang nomor satu di ibu kota. "Jadi pertarungannya akan ketat," pungkas Holden. (fas/jpnn)


JAKARTA - Pengamat politik Holden Makmur mengatakan, PDI Perjuangan memiliki keuntungan yang tidak dimiliki oleh partai politik lain di perhelatan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News